1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kontroversi Anugerah Nobel Perdamaian

Dagmar Breitenbach11 Oktober 2012

Peraih Nobel Perdamaian terdiri dari pejabat pemerintah, organisasi internasional, pergerakan perdamaian dan pengacara. Pengamat menganggap, penerima penghargaan tidak lagi sesuai dengan keinginan awal Alfred Nobel.

https://p.dw.com/p/16NyQ
Foto: BERIT ROALD/AFP/Getty Images

Henry Kissinger, Dalai Lama, Nelson Mandela, Willy Brandt dan Bunda Teresa adalah penerima penghargaan Nobel Perdamaian. Begitu juga Mohamed el Baradei, badan energi atom internasional (IAEA), Al Gore dan panel antar pemerintah PBB mengenai perubahan iklim (IPCC).

Orang lain mungkin lebih berhak menerima penghargaan internasional bergengsi tersebut, namun mereka tidak pernah terpilih. Beberapa keputusan, bahkan dianggap kontroversial, seperti penghargaan Nobel Perdamaian tahun 2009 bagi Presiden AS Barack Obama.

Friedensnobelpreisträger Galerie
Obama dan penghargaan NobelnyaFoto: picture-alliance/dpa

Para pengritik berargumentasi, Alfred Nobel ingin penghargaan tersebut merupakann pengakuan bagi kerja keras pemimpin atau tokoh yang terlibat dalam upaya perlucutan senjata dan perdamaian global. Bukan diplomat, pejuang lingkungan dan HAM, yang merupakan penerima penghargaan dalam beberapa tahun terakhir.

Tujuan penghargaan

Fredrik Heffermehl dikenal sebagai pengritik penghargaan Nobel. Pada bukunya yang terbit tahun 2010 "The Nobel Peace Prize. What Nobel Really Wanted," pengacara asal Norwegia ini meneliti sejarah surat wasiat Nobel dari tahun 1895 dan mengevaluasi keinginannya. "Saya bahkan menemukan cuplikan kata-kata Nobel. Ini bukti apa yang ia inginkan sebenarnya," ujar Heffermehl kepada DW. Penghargaan ini mengenai visi bentuk interaksi antar bangsa yang sama sekali baru. "Hanya sedikit penghargaan yang benar-benar menghormati ide ini."

Cover The Nobel Peace Prize What Nobel Really Wanted
Buku Heffermehl tentang NobelFoto: Praeger Frederick a

Pakar lain mengatakan, komite penghargaan harus sedikit membuka pandangan. Kriteria utama Alfred Nobel adalah "persaudaraan antar bangsa," kata Jay Nordlinger, penulis "Peace, They Say: A History of the Nobel Peace Prize, the Most Famous and Controversial Prize in the World."

Karena, berdasarkan prinsip dasar tersebut, komite Nobel tidak bisa memberikan penghargaan kepada "pihak yang berjuang bagi HAM di negaranya sendiri," ujar Nordlinger kepada DW. "Penghargaan tidak bisa diberikan kepada Andrei Sakharov di Rusia, Aung San Suu Kyi di Myanmar atau Liu Xiaobo di Cina."

Salah intepretasi wasiat Nobel

Tentu banyak orang yang berhak mendapat penghargaan perdamaian, tegas Fredrik Heffermehl - tetapi tidak hadiah Nobel. Di dunia dimana "senjata nuklir siap menghapus kita semua dari muka bumi," tidak ada yang lebih penting dari "mengikuti perkembangan ini dan mewujudkan perdamaian global yang diharapkan Nobel."

Alfred Nobel Porträt
Alfred NobelFoto: dapd

Heffermehl mendukung pengertian luas terkait upaya menciptakan perdamaian, tetapi tidak dalam kasus khusus ini: "Penghargaan Nobel Perdamaian adalah mengenai harapan Nobel untuk mewujudkan perdamaian di dunia," ujarnya, dan tujuan utama Nobel adalah menghapus militer dan infrastruktur perang.

"Ini bukan sekedar penghargaan untuk perdamaian, tetapi penghargaan bagi juara perdamaian," tambah Heffermehl.

Maret lalu, badan pengawas yayasan Nobel di Swedia mengakhiri investigasi resmi menanggapi gugatan Heffermehl dan menuntut dewan direktur yayasan Nobel untuk mengkaji ulang isi surat wasiat dan menyesuaikannya dengan penerima penghargaan di masa depan.

Kontroversi sejak awal

"Wasiat Nobel seperti konstitusi Amerika Serikat. Ada orang yang mengartikannya secara harfiah dan ada yang mengintepretasinya secara liberal sebagaimana yang mereka inginkan," kata Nordlinger.

Menurutnya, orang sudah mulai mengajukan keberatan atas 'penyelewengan' pemberian Nobel sejak tahun 1901. Penghargaan Nobel Perdamaian pertama diserahkan kepada dua orang. Yakni Frederic Passy, yang sudah diduga kemenangannya, dan Henry Dunant. Passy terlibat langsung dalam soal politik, menganjurkan reformasi pendidikan dan ikut campur mencegah perang antara Perancis dan Prusia atas Luksemburg.

Bildergalerie 150 Jahre Rotes Kreuz Henri Dunant 1
"Bapak" Palang Merah Henri DunantFoto: ullstein bild - Roger Viollet

Sementara Dunant adalah bapak Palang Merah. "Anggota gerakan perdamaian marah karena Dunant bergerak di bidang kemanusiaan dan tidak terlibat dalam pencegahan perang," kata Nordlinger.

Komite Nobel menerima nominasi 231 individu dan organisasi yang berbeda bagi penghargaan Nobel perdamaian tahun ini. Pemenang akan diumumkan 12 Oktober dan penghargaan akan diserahkan 10 Desember mendatang dalam upacara resmi di Oslo.

Dagmar Breitenbach

Vidi Legowo-Zipperer / Agus Setiawan