1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Komunitas Internasional Berjanji Bantu Afghanistan 10 tahun Lagi

5 Desember 2011

Kami akan mundur secara militer, tanpa menelantarkan Afghanistan. Begitu pesan yang terungkap dalam semua pidato di Konferensi Internasional untuk Afghanistan yang berakhir tadi malam (05/12) di Bonn Jerman.

https://p.dw.com/p/13NEr
Dalam Konferensi pemerintah Afghanistan didesak berantas korupsi dan lindungi warga sipilFoto: DW

Sebagian besar pidato terutama ingin menenangkan publik Afghanistan. Banyak orang di kawasan Hindukush khawatir bahwa setelah penarikan pasukan NATO, negara itu akan jatuh ke tangan Taliban dan terjerumus perang saudara. Karenanya, Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle menegaskan, "Kami mengatakan kepada rakyat Afghanistan, bahwa kami tidak meninggalkan Anda begitu saja. Kami tidak akan menelantarkan Anda. Afghanistan dan rakyatnya membutuhkan jaminan dukungan jangka panjang, yang berlanjut sesudah 2014."

Tugas Pemerintah Afghanistan

Sebagai imbalan, tambah Westerwelle, pemerintah Afghanistan harus melakukan pekerjaan rumahnya, menggalakkan upaya pemberantasan korupsi dan membangun negara hukum. Presiden Hamid Karzai dan kalangan terdekatnya sudah lama dituding melakukan penyelewengan, yang antara lain menyebabkan bangkrutnya bank terbesar Afghanistan.

Afghanistan Konferenz 2011 Bonn
Kanselir Jerman Merkel bersama Presiden Afghanistan Hamid Karzai dalam konferensi di Bonn, Senin (05/12)Foto: dapd

Karzai mengakui adanya praktek korupsi dan menjanjikan perbaikan. Ia juga mengakui, hingga kini belum bisa menjamin keamanan rakyat Afghanistan, "Al-Qaida dan organisasi teror lainnya memang sudah sangat lemah. Tapi seringkali lingkup permasalahannya tidak dimengerti, sehingga kaum teroris bisa saja melanjutkan perangnya terhadap rakyat dan mengancam masa depan Afghanistan.“

Yang dimaksud oleh Karzai adalah Pakistan, yang tak hadir dalam konferensi ini. Tanpa partisipasi pemerintah di Islamabad itu akan sulit untuk mengadakan perundingan dengan Taliban.

Afghanistan Pasca Penarikan Pasukan Internasional

Kanselir Jerman Angela Merkel menyampaikan sudut pandang Jerman, "Pembentukan pasukan keamanan Afghanistan cukup maju. Lebih 300 ribu polisi dan tentara Afghanistan kini bertugas. Kami akan melanjutkan kemitraan selama ini dan melakukan pemantauan. Bersamaan dengan itu mengurangi jumlah tentara jerman di sana. Jerman akan melakukan langkah ini secara bertanggung jawab."

Tapi siapa yang akan datang setelah penarikan mundur pasukan internasional itu? Selay Ghaffar, yang mewakili masyarakat sipil Afghanistan, dengan skeptis mengatakan, "Solusi politik yang kini dibicarakan secara khusus mengancam perempuan Afghanistan. Hal ini tidak terbatas pada upaya memerangi Taliban atau Al-Qaida. Di dalam pemerintah ini ada pihak-pihak yang terlibat kejahatan kemanusiaan dan memiliki hubungan erat dengan kaum teroris. Mereka seharusnya digiring ke pengadilan.“

Mengulang Kesalahan

Massouda Jalal, bekas kandidat presiden yang bersaing dengan Karzai, mengritik Konferensi di Bonn telah melakukan kesalahan yang sama dengan konferensi di Petersberg, 10 tahun silam. "Kesalahan konferensi 2001 adalah memberikan lampu hijau bagi kaum Mujahiddin dan panglima perang dari Utara untuk berbagi kekuasaan. Kesalahan itu berulang kini, dengan membuka peluang bagi kelompok radikal seperti Taliban untuk berbagi kekuasaan, dan itu adalah kelompok yang tidak menghormati hak-hak perempuan."

Afghanistan Konferenz 2011 Bonn
Menlu AS Hillary ClintonFoto: dapd

Tuntutan Amerika Serikat

Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton menyatakan, setelah 2014 merupakan dekade transformasi bagi Afghanistan. Iapun menuntut janji Karzai, "Kami menuntut Presiden Karzai agar di masa mendatang menyelenggarakan pemilu yang bebas dan demokratis. Itu prasyarat penyediaan dana bantuan pembangunan.“

Pembicaraan antara Washington dan Kabul berputar pada masalah alokasi dana. Penghematan yang terjadi dengan penarikan mundur pasukan Amerika, bisa dialihkan untuk bantuan pembangunan. Amerika Serikat mengatakan akan mencairkan dana bantuan senilai 520 juta Euro yang sebelumnya dibekukan.

Martin Gerner/Waslat Hasrat-Nazimi/Koesoemawiria
Editor: Andy Budiman