1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Komplot Karadzic Bebas Lebih Dini

27 Oktober 2009

Setelah menjalani duapertiga masa hukumannya, dengan alasan kelakuan baik, mantan presiden Serbia Bosnia Biljana Plavsic bebas.

https://p.dw.com/p/KGN2
Biljana Plasvic (pada tahun 2002)Foto: dpa

Tujuh tahun lalu untuk pertama kali dan terakhir kalinya hakim tribunal kejahatan perang untuk bekas Yugoslavia di Den Haag berhadapan dengan seorang perempuan sebagai terdakwa. Di panggung politik Balkan yang lebih didominasi kaum pria, Biljana Plavsic juga bukan hal yang biasa. Karirnya yang dimulai sebagai ilmuwan, membawa profesor ilmu biologi Biljana Plavsic menjabat Dekan Fakultas MIPA Universitas Sarajevo. Tahun 1992 ia beralih ke politik.

Sesaat sebelumnya etnis Serbia Bosnia menyerukan pembentukan negara sendiri, Republik Sprska di kawasan Bosnia-Herzegovina. Perang antara ketiga kelompok etnis terbesar Serbia, Muslim Bosnia dan Kroasia tinggal menunggu waktu. Biljana Plavsic tampil pada saat yang tepat. Lebih agresif daripada pria, ia menyulut kebencian masyarakat Serbia terutama terhadap kaum Muslim Bosnia.

Radovan Karadzic merupakan pendorongnya. Bersama-sama mereka menyiapkan landasan ideologis untuk semua tindakan kejam, yang kemudian dikenal sebagai istilah pembersihan etnis. Ketika Karadzic akhirnya mundur sebagai presiden akibat tekanan internasional terhadap dirinya, Plavsic yang kala itu menjabat sebagai wakil presiden mewarisi jabatan presiden dari Karadzic.

Setelah perang berakhir, Biljana Plavsic diajukan ke Tribunal Kejahatan Perang PBB, ia mengakui kesalahannya kala itu. "Saya sampai pada keyakinan dan menerima kenyataan, bahwa ribuan korban tidak bersalah secara terorganisir, dengan sistematis, warga Muslim dan Kroasia disingkirkan dari kawasan yang ingin dikuasai Serbia."

Plasvic diputuskan bersalah dan dijatuhi hukuman penjara 11 tahun, bukan seumur hidup. Tidak lama kemudian ia dipindahkan dari penjara Belanda ke Swedia. Setelah menjalani duapertiga masa hukumannya dengan alasan kelakuan baik, sesuai hukum Swedia, Tribunal PBB menyetujui membebaskan mantan presiden Serbia Bosnia Biljana Plavsic.

Sementara itu proses terhadap Radovan Karadzic di Tribunal di Den Haag baru dimulai Senin kemarin (26/10). Tepat jam 9 pagi hakim O-Gon Kwon membuka jalannya persidangan dan seperti diduga sebelumnya, bangku terdakwa kosong. 20 menit kemudian diputuskan jalannya sidang ditunda.

Sementara Karadzic absen di ruang sidang, di ruangan sebelahnya mereka yang disebut "Para Ibu dari Srebrenica“ mengikuti jalannya sidang. Dari Bosnia Herzegovina mereka sengaja pergi ke Den Haag. Para perempuan itu kehilangan suami dan anak-anaknya pada pembantaian massal Srebrenica tahun 1995. Sekitar 8.000 pria dewasa dan remaja Muslim Bosnia dibunuh milisi Serbia. Pihak kejaksaan menilai cukup bukti bahwa Karadzic adalah dalang utama pembunuhan massal tersebut.

Jörg Paas/Dyan Kostermans

Editor: Agus Setiawan