Kiprah Hewan Militer
Adalah merpati pos yang pertama kali membawa kabar ke Inggris mengenai Pendaratan Normandia tahun 1944. Mulai dari burung hingga lumba-lumba, kelelawar dan lebah berdekade lamanya hewan berperan dalam konflik dunia.
Kurir Pesan Berbulu
Burung merpati banyak digunakan pada Perang Dunia I dan Perang Dunia II, berkat kecepatan dan kompas internal mereka. Burung-burung ini dianggap berjasa menyelamatkan ribuan nyawa manusia. Atas jasa mereka, beberapa diantaranya bahkan mendapat Medali Dickin, penghargaan bagi hewan yang setara dengan Salib Victoria bagi militer Inggris.
Merpati dengan Kamera
Merpati pos tak hanya membawa pesan. Tahun 1907 seorang Jerman, Julius Neubronner, muncul dengan ide mengikatkan kamera kecil pada merpati untuk mengintai dari udara, meski tidak diketahui apakah alat spionase seperti ini pernah digunakan. Amerika Serikat juga mencoba membuat rudal yang dipandu merpati di bawah 'Proyek Merpati,' dengan melatih burung mengarahkan bom menuju target.
Sahabat Manusia
Anjing telah lama dipakai militer untuk mengendus ranjau darat, memimpin patroli dan menggali korban bom. Di Vietnam, Amerika Serikat diperkirakan memakai 4.000 anjing. Umumnya Labrador atau German Shepherd, anjing-anjing ditugaskan melacak Viet Cong, mengikuti jejak darah, dan menemukan jebakan.
Kelelawar Pengebom
Pada tahun 40-an Amerika Serikat mulai memakai senjata eksperimental yang dipenuhi kelelawar yang ditempeli bom dan sedang berhibernasi. Begitu tabung bom dijatuhkan, ribuan kelelawar kecil dilepaskan untuk mencari bangunan tempat bertengger di daratan. Tujuannya, beberapa ledakan dapat terjadi secara simultan dalam satu kota.
Kucing Penyamar
Tahun 60-an, CIA meluncurkan proyek yang disebut 'Acoustic Kitty' untuk menguping kedutaan besar Soviet. Sebuah mikrofon, baterai dan antena, melalui operasi diimplan ke dalam seekor kucing, yang kemudian dimaksudkan untuk merekam percakapan antar dua orang target yang bertemu di sebuah taman. Proyek ini dihentikan tahun 1967.
Lumba-Lumba Penyelamat
Singa laut dan lumba-lumba telah bekerja untuk militer Amerika Serikat sejak tahun 1960 sebagai bagian dari Program Mamalia Angkatan Laut. Dua jenis satwa laut ini dilatih untuk menemukan penyelam musuh, mencari jalur aman bagi kapal dan mendeteksi ranjau laut. Sepanjang Perang Irak, lumba-lumba dilengkapi perangkat sonar untuk membersihkan ranjau di Teluk Persia.
Lepaskan Lebah Pengendus
Anjing terkenal punya penciuman tajam, tapi bakat lebah madu dalam mencium serbuk sari manis juga bisa dimanfaatkan. Dengan mencampur partikel bom dan larutan gula, ilmuwan di Kroasia kini membiakkan lebah yang dapat mendeteksi ranjau darat yang terkubur dari jarak sejauh lima kilometer. Wilayah Balkan masih dipenuhi ranjau sisa konflik tahun 90-an.
Tikus Penyelamat Nyawa
Di Tanzania, lembaga nirlaba Belgia APOPO melatih tikus raksasa Afrika untuk mengendus ranjau darat. Binatang pengerat ini melewati pelatihan yang memeras tenaga sebelum dilepas ke negara-negara pasca perang yang membutuhkan keahlian mereka. Hingga kini sudah ada 57 tikus pendeteksi ranjau.
Tikus Gurun Anti-Teroris
Tahun 70-an, unit intelijen militer Inggris MI5 berencana membentuk tim elit tikus gurun yang khusus dilatih untuk mencium naiknya adrenalin manusia, yang menandai orang stres. Tikus gurun pertama kali dipakai mengendus teroris di bandara Tel Aviv, namun rencana ini batal setelah diketahui bahwa mamalia kecil ini tak dapat membedakan antara penumpang yang gugup dan tersangka teroris.
Mengenang yang Tiada
Militer dunia sudah lama bergantung pada keahlian hewan, namun seringkali jasa mereka dalam perang terabaikan. 'Animals in War Memorial' di Hyde Park, London, menjadi monumen permanen pertama bagi hewan yang berperan dan tewas dalam konflik. Monumen ini dibuka untuk publik tahun 2004.