1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ketua Komisi UE Umumkan Inisiatif Politik Baru

8 September 2010

Ketua komisi UE José Manuel Barroso ambil langkah ke arah yang mungkin akan sebabkan sengketa dengan pemerintah 27 negara anggota. Itu dituangkan dalam pidato di depan parlemen UE di Straßburg, Selasa (07/09).

https://p.dw.com/p/P6Ub
Ketua Komisi UE José Manuel Barroso di Parlemen Eropa di Straßburg (07/09)Foto: AP

Pidato Presiden Komisi Eropa, José Manuel Barroso di Strassbourg sebagian berisi laporan tentang apa yang telah dicapai dan tentang sasaran yang hendak dicapai. Barroso menilai situasi Uni Eropa masih sangat dipengaruhi krisis keuangan dan ekonomi.

Pembenahan Ekonomi

Jose Barrosso EU Kommission Straßburg Frankreich Abgeordnete Zuhörer
Anggota parlemen sedang mendengarkan pidato BarrosoFoto: AP

Selama ini Eropa mampu membatasi pengaruh negatif krisis global terhadap pasar di dalam negeri. Sekarang yang penting adalah membenahi perekonomian Eropa menjadi lebih hijau, lebih berdampak untuk jangka panjang, lebih sosial dan lebih mampu bersaing. Untuk tugas ini yang menentukan adalah kerjasama, begitu katanya di hadapan parlemen.

Barroso mengatakan, "Ini adalah masa-masa penentuan bagi Eropa. Uni Eropa harus menunjukkan bahwa persatuan ini lebih dari hanya 27 jalan keluar nasional yang berbeda-beda. Entah kita berenang bersama-sama atau tenggelam secara terpisah. Kita hanya akan berhasil, jika kita berpikir secara Eropa, terserah apakah kita berpikir secara nasional, regional maupun lokal.“

Ketua Komisi Eropa itu juga menyatakan pentingnya pajak Eropa, yang dapat menjadikan Uni Eropa terlepas dari ketergantungan atas sumbangan negara-negara anggota yang kasnya sedang menipis. Namun itu ditentang sebagian besar negara anggota.

Deportasi Etnis Roma

Ausweisung von Roma aus Frankreich
Seorang remaja etnis Roma asal Rumania mendorong barang-barangnya dengan dikawal polisi menuju meja "check in" di pelabuhan udara Charles de Gaulle, dekat Paris (20/08)Foto: AP

Tepuk tangan jarang diberikan kepada Barroso oleh para anggota parlemen selama setengah jam pidatonya. Yang pertama ketika ia secara tidak langsung menyebut masalah deportasi sejumlah besar etnis Roma dari Perancis. Ia mengatakan, Setiap orang di Eropa harus patuh pada undang-undang. Dan pemerintah harus menghormati hak asasi manusia, juga hak asasi warga minoritas. Rasisme dan sikap anti orang asing tidak punya tempat di Eropa.

Barroso menambahkan, dalam persoalan pelik seperti ini, dan jika masalah timbul kita semua harus bertindak dengan penuh tanggung jawab. Ia menyerukan, agar tidak ada yang membangunkan lagi momok dari masa lalu Eropa.

Kritik dari Parlemen

Martin Schulz
Martin Schulz, anggota parlemen dari Jerman, ketua fraksi sosial demokrat.Foto: picture alliance/dpa

Tetapi kritik di parlemen Eropa mulai bermunculan karena sikap Barroso yang menahan diri. Martin Schulz, kepala fraksi sosial demokrat, menuduh ketua komisi itu bersikap terlalu lunak terhadap negara-negara anggota, juga dalam masalah deportasi etnis Roma. Martin Schulz mengatakan di depan parlemen, tercakup dalam hal anti rasisme, pemerintah yang mendapat tekanan karena masalah dalam negeri, tidak boleh mengkambinghitamkan warga minoritas.

Ia menambahkan, "Dan itu dapat disebut jelas, yaitu pemerintahan di bawah Presiden Perancis Nicolas Sarkozy, Perdana Menteri Francois Fillon dan Menteri Dalam Negeri Brice Hortefeux." Ía menekankan, seharusnya Barroso menyebut nama-nama itu dengan jelas agar orang tahu bahwa Barroso mulai memeranginya. Kata-kata Schulz disambut tepuk tangan.

EU Parlament in Straßburg Flash-Galerie
Gedung Parlemen Eropa di StraßburgFoto: picture alliance/dpa

Peran Lebih Besar Eropa

Benang merah yang juga termuat dalam pidato Barroso adalah seruan agar warga Eropa memiliki peranan lebih besar lagi di dunia. Tetapi Joseph Daul, ketua fraksi Kristen demokrat menganggap itu tidak meyakinkan. Ia mengatakan, Eropa sulit mempertanggungjawabkan ketidakhadirannya dalam perundingan antara Israel dan Palestina, padahal Eropa menjadi pendonor terpenting bagi Timur Tengah.

Walaupun nama pidato itu, "Laporan Keadaan Uni Eropa“, mengingatkan pada pidato presiden AS, kedua peristiwa itu hampir tidak punya kesamaan. Jutaan rakyat AS mendengarkan pidato presidennya lewat televisi pada waktu di mana jumlah penonton paling banyak. Pendengar pidato Barroso pertama-tama hanya anggota parlemen Eropa. Dan karena khawatir, bahwa Barroso akan berbicara di ruangan kosong, para ketua fraksi mengancam anggotanya dengan pengurangan honor sidang, jika tidak hadir pada saat itu.

Christoph Hasselbach/Marjory Linardy

Editor: Rizki Nugraha