1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ketegangan Politik Mesir Telan Korban di Jalanan

cp/as (afp, rtr)27 Desember 2013

Pemerintah Mesir menangkap puluhan pendukung Ikhwanul Muslimin sehari setelah menyebut organisasi tersebut kelompok teroris. Sementara satu orang tewas akibat bentrokan di jalanan Kairo yang dicekam ketegangan politik.

https://p.dw.com/p/1AhIL
Foto: picture-alliance/landov

Ketegangan politik semakin meluas di jalanan Kairo hari Kamis (26/12/13) malam, saat kalangan mahasiswa pendukung Ikhwanul Muslimin bentrok dengan warga sekitar lokasi mereka berdemonstrasi. Adu tembak senapan angin terjadi dan satu orang tewas sebelum polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa, demikian pernyataan kementerian dalam negeri Mesir tanpa menyebutkan nama korban.

Sementara aparat keamanan terus melancarkan aksi penangkapan terhadap tersangka anggota Ikhwanul Muslimin. Di seluruh penjuru Mesir, sedikitnya 38 pendukung Ikhwanul Muslimin sudah ditahan.

Kantor berita MENA melaporkan 16 orang telah ditangkap dengan tudingan "mempromosikan ideologi kelompok Ikhwanul Muslimin, mendistribusikan selebaran mereka, dan menghasut kekerasan terhadap militer dan polisi."

Washington bereaksi

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry dari Washington menelpon rekan sejabatnya di Mesir, Nabil Fahmy, dan menyampaikan kekhawatirannya atas sebutan teroris bagi Ikhwanul Muslimin.

Kairo diguncang dua bom dalam sepekan
Kairo diguncang dua bom dalam sepekanFoto: Getty Images/AFP/Gianluigi Guercia

Kerry mengutuk dua serangan bom yang terjadi pekan ini namun sekaligus juga "menggarisbawahi pentingnya proses politik inklusif di berbagai spektrum yang menghargai hak asasi seluruh warga Mesir untuk mencapai kestabilan politik dan perubahan yang demokratis," lapor jurubicara kementerian luar negeri AS, Jen Psaki.

Kerry menilai pemerintah Mesir 'kelewatan' dalam mengatasi Ikhwanul Muslimin, namun ia menambahkan bahwa pemerintahan Barack Obama tidak berencana mengambil tindakan apa pun terhadap Kairo, jelas Psaki. Amerika Serikat bulan Oktober lalu memutuskan untuk menangguhkan bantuan militer tahunan senilai 1,3 miliar Dolar bagi Mesir.

Ancaman hukuman berat

Sementara itu pemerintah Mesir melontarkan ancaman serius. "Mulai sekarang, siapa pun yang ikut serta dalam gerakan protes Ikhwanul Muslimin akan diganjar hukuman penjara 5 tahun", tegas jurubicara kementerian dalam negeri Mesir Hany Abdel Latif melalui televisi nasional. "Hukuman mati bagi mereka yang memimpin organisasi ini," lanjutnya.

Undang-undang terorisme juga berlaku bagi siapa pun yang mendanai atau mempromosikan kelompok ini "secara verbal dan dalam tulisan." Publikasi surat kabar Ikhwanul Muslimin, Freedom and Justice, dihentikan menyusul keputusan ini.

Pemerintah Mesir menuding Ikhwanul Muslimin berubah menjadi beringas sejak militer menggulingkan Presiden Mohamed Morsi. Sejak itu, serangan terhadap pasukan keamanan umum dijumpai, dengan 350 tentara dan polisi tewas.

Ikhwanul Muslimin menampik tudingan menggunakan kekerasan, mengatakan militer melancarkan kudeta berdarah dan membunuh ratusan pendukung mereka.

Kairo menyatakan akan tetap menjalankan rencana transisi politik yang sudah menjadwalkan sebuah referendum terkait konstitusi baru pertengahan Januari mendatang, yang kemudian akan diikuti dengan pemilihan umum.

cp/as (afp, rtr)