1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ketegangan Malaysia-Korut Meningkat

20 Februari 2017

Di tengah meningkatnya ketegangan antara kedua pihak pasca pembunuhan orang yang diduga sebagai abang tiri pemimpin Korea Utara, Malaysia memanggil pulang duta besarnya dari Pyongyang.

https://p.dw.com/p/2XtHs
Malaysia Auto des nordkoreanischen Botschafters
Foto: picture-alliance/AP Photo

Rekaman TV Fuji, Jepang menunjukkan gambar  dua perempuan mendekati Kim Jong Nam dari arah berbeda, saat ia berdiri di terminal bandar udara Kuala Lumpur. Salah satu perempuan - tampaknya perempuan Vietnam yang kini ditahan - muncul dari belakangnya sambil memegang sesuatu dan mengarahkannya ke mulut korban,  selama beberapa detik. Kemudian kedua perempuan itu berbalik arah dengan tenang dan berjalan ke arah yang berbeda.

Rekaman lainnya menunjukkan Kim Jong Nam berjalan ke arah petugas bandara sambil menunjuk-nunjuk matanya dan tampaknya meminta bantuan. Dia kemudian berjalan bersama mereka yang membawanya ke klinik bandara. Fuji TV belum mengungkapkan bagaimana mereka memperoleh rekaman video buram itu, yang diambil dari serangkaian kamera keamanan, ketika Kim akan melakukan penerbangan ke Makau, dimana ia memiliki rumah.

Tak lama setelah serangan itu, setelah menderita kejang-kejang, dalam perjalanannya ke rumah sakit, Kim hembuskan nafas terakhirnya, demikian diungkapkan  pejabat Malaysia. Wakil kepala polisi nasional Malaysia, Noor Rashid Ibrahim mengatakan pekerja di bandara  menyampaikan cerita yang diungkap Kim, bahwa "dua perempuan tak dikenal telah mengusap wajahnya dengan cairan dan ia merasa pusing karenanya."

Empat ditahan, empat orang lainnya diburu

Sejak kematian Kim pekan lalu, pihak berwenang telah mencoba bersama-sama mengumpulkan rincian kasus pembunuhan itu. Polisi Malaysia sejauh ini menangkap empat orang yang membawa dokumen identitas Korea Utara, Malaysia, Indonesia dan Vietnam.

Penyidik mencari empat orang Korea Utara yang terbang keluar dari Malaysia pada hari bersamaan dengan serangan itu, demikian dinyatakan wakil polisi Malaysia. Noor Rashid mengatakan orang-orang itu tiba di Malaysia pada hari yang berbeda-beda, mulai tanggal 31 Januari dan terbang ke luar negeri Senin lalu. "Saya tidak akan mengungkapkan di mana mereka berada," katanya kepada wartawan, sambil menambahkan bahwa Interpol telah membantu penyelidikan.

Empat orang yang dimaksud berusia antara awal 30-an hingga 50-an. Mereka bepergian dengan paspor biasa – bukan paspor diplomatik, tambah polisi Malaysia.

Para pejabat Indonesia mengatakan tiga dari orang-orang tersebut transit di Bandara Soekarno-Hatta International Airport, Jakarta sesaat setelah serangan, lalu meninggalkan bandara dengan penerbangan pukul 10:20 pagi menuju Dubai. Orang keempat terbang dari Jakarta pada hari Minggu, 19 Februari menuju ke Bangkok, demikian menurut juru bicara kantor imigrasi Indonesia, Agung Sampurno. Hasil otopsi Kim Jong Nam baru bisa dirilis setidaknya hari Rabu (22/02), kata Menteri Kesehatan Malaysia, S. Subramaniam.

Penyidik sangat ingin berbicara dengan kerabat terdekat Kim Jong Nam untuk mengidentifikasi tubuh korban. Dia diyakini memiliki dua putra dan seorang putri dari dua perempuan berbeda  -- masing-masing tinggal di Beijing dan Makau. "Kami belum bertemu keluarga terdekat," kata Noor Rashid. "Kami berusaha. Namun sangat sulit untuk mendapatkan kontak dengan keluarga terdekat untuk meminta mereka datang dan membantu kami dalam penyelidikan."

Noor Rashid mengatakan tuduhan terhadap empat tersangka di tahanan akan ditentukan oleh jaksa. Menurut polisi, seorang perempuan asal  Indonesia yang ditahan dalam kasus itu diketahui berprofesi sebagai tukang pijat di spa. Sementara seorang pria Malaysia yang juga ditahan untuk kasus yang sama bekerja di sektor katering. 

Tahanan lainnya, seorang perempuan Vietnam, bekerja di sektor hiburan. Sementara tahanan pria yang berwarga negara Korea Utara bekerja di bagian teknologi informasi sebuah perusahaan Malaysia.

Sejauh ini perempuan Indonesia yang ditahan dalam kasus Kim Jong Nam mengaku kepada penyelidik bahwa ia ditipu, karena dia berpikir yang dilakukannya adalah bagian dari acara komedi.

Korut tak percaya investigasi Malaysia

Kasus ini telah menimbulkan ketegangan antara Malaysia dan Korea Utara. Pyongyang keberatan atas otopsi tubuh korban, namun  Malaysia mengatakan mereka hanya mengikuti prosedur.

Kang Chol, duta besar Korea Utara untuk Malaysia, mengatakan bahwa Malaysia mungkin "mencoba untuk menyembunyikan sesuatu" dan bahwa otopsi dilakukan "secara sepihak dan tanpa kehadiran kami."

Pada hari Senin (20/02), kementerian luar negeri Malaysia menarik duta besarnya di Pyongyang "untuk konsultasi" dan memanggil Kang Chol untuk pembicaraan "mencari penjelasan atas tuduhannya  terhadap Pemerintah Malaysia".

Dalam pernyataannya, Kemlu Malaysia juga menyebut komentar Kang "tak berdasar" dan mengatakan akan  "mengambil langkah sangat serius atas setiap upaya yang menodai reputasinya. "

Lebih lanjut disebutkan, pemerintah telah terus memberitahu kedutaan Korea Utara dan karena "kematian yang terjadi di Malaysia tersebut misterius, maka adalah tanggung jawab Pemerintah Malaysia untuk melakukan investigasi. Korea Selatan menuding rezim Korut dibalik pembunuhan Kim Jong Nam, yang merupakan putra tertua Kim Jung Il.

ap/vlz (ap/rtr)