1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kerusakan Terumbu Karang di Mida Creek

Joanna Gottschalk9 Mei 2014

Memprihatinkan, perusakan habitat mengancam laguna Mida Creek di Samudera Hindia. Upaya perlindungan lingkungan kini digiatkan.

https://p.dw.com/p/1Bx4M
Foto: imago

Untuk kelima kalinya seorang nelayan mengangkat jaring kosong di laguna Mida Creek. 3 istri dan 26 anak yang harus diberi makan, oleh sang nelayan yang bernama Katana Gona: "Dulu sekali melaut bisa menangkap hingga 70 kg ikan. Hasil penjualan bisa menghidupi keluarga selama 4 hari. Sekarang, seharian hanya berhasil menjaring 4 kilogra´, kadang juga nihil."

Dengan jaring kasa nyamuk, nelayan menangkap semua jenis ikan termasuk anak ikan. Tapi arus laut di laguna tidak menyuplai cukup makanan bagi ikan. Hari ini hanya seekor ikan yang terjaring, itupun dari jenis beracun.

Mengaktifkan perlindungan lingkungan

Di laut lepas dekat Mida Creek terumbu karang melindungi laguna dari terjangan gelombang. Aktifis ini bekerja bagi organisasi pelindung lingkungan internasional "A Rocha". Mereka meneliti populasi ikan dan pertumbuhan terumbu karang. Peneliti dari organisasi itu, Benjamin Cowburn menceritakan: "Kedua habitat saling berkaitan erat. Anak ikan tumbuh di laguna dan kembali ke terumbu karang sebagai ikan dewasa. Ikan mencari makan di kedua lokasi. Jadi, jika salah satu habitat rusak, yang lainnya juga akan terimbas berat."

Sejak beberapa bulan, para peneliti mengumpulkan data, untuk menghitung seberapa besar kerusakan pada terumbu karang. Interaksi amat erat antara laguna dan terumbu karang, nyaris tidak diketahui oleh para nelayan di lokasi.Karena itulah, dilancarkan program penyuluhan lingkungan bagi anak-anak dari desa nelayan di sekitar laguna.

Interaksi ekosistem

Stanley Baya, seorang guru di sana menjelaskan bagaimana interaksi kedua ekosistem itu: "Ada keseimbangan di sini, setiap bagian saling tergantung dari yang lainnya. Magrove dilindungi terumbu karang dari erosi, sebaliknya tamanam menahan pasir yang terbawa hujan hingga tidak mencapai terumbu karang. Akarnya menahan pasir, agar koral tidak rusak."

Saat laut surut, muncul flora dan fauna laut, yang dijadikan obyek pendidikan bagi anak-anak, agar mereka melindungi sumber daya yang dimiliki.