1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kerusakan Pesawat Qantas Masih Diselidiki

4 November 2010

Penyelidikan mengenai ledakan salah satu mesin pesawat jumbo raksasa A380 Qantas akan dilakukan bersama oleh Qantas sendiri, Airbus dan perusahaan Inggris Rolls Royce, pembuat mesin yang mengalami kerusakan berat itu.

https://p.dw.com/p/Q06Z
Pesawat Airbus A380 dengan kode QF32 milik maskapai Qantas melakukan pendaratan darurat di bandara Changi, SingapuraFoto: AP

Sebelum seluruh penyelidikan selesai, Qantas menghangarkan sementara semua pesawat jumbo raksasa Airbus A380 miliknya. Dijelaskan oleh Direktur Utama maskapai penerbangan Australia itu, Alan Joyce, "Keamanan adalah prioritas nomor satu bagi Qantas . Untuk itu kami memutuskan untuk membekukan penerbangan semua pesawat A380, sampai kami yakin sepenuhnya bahwa kami memperoleh semua informasi yang memadai mengenai kasus pesawat dengan kode QF32 ini."

Alan Joyce menegaskan, langkah itu diambil semata-mata untuk memenuhi standar keamanan Qantas. Namun berbagai maskapai penerbangan lain yang memiliki A380, tidak memandang perlu untuk juga mengganggarkan pesawat mereka yang sejenis. Maskapai Singapura Singapore Airlines, maskapai Jerman Lufthansa, maskapai Uni Emirat Arab Emirates dan maskapai Prancis Air France, tidak mengubah jadwal penerbangan A380 mereka. Langkah yang diambil adalah melakukan pemeriksaan khusus untuk memastikan keamanan mesin pesawat-pesawat mereka. Hal lain, pesawat A380 Qantas bermesinkan Rolls Royce. Sementara mesin A380 dari maskapai-maskapai lain, kecuali Lufthansa, dibuat oleh aliansi General Electric, Pratt & Whitney dan MTU.

Seluruhnya Qantas memiliki delapan pesawat A 380. Pesawat yang mengalami masalah ini diproduksi tahun 2006. Direktur Utama Qantas, Alan Joyce menegaskan, insiden ini merupakah insiden individual, yang tidak mempengaruhi keputusan maskapai negeri Kanguru itu dengan pesanan tambahan pesawat-pesawat A380. "A380 bagi kami adalah pesawat yang hebat. Kerusakan mesin seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya dengan pesawat jenis ini. Jadi kami menanganinya secara sangat serius. Meghanggarkan sementara semua pesawat A 380 adalah langkah yang sangat penting bagi kami, karena yang terjadi adalah kerusakan mesin yang sangat parah. Namun itu tidak mempengaruhi pesanan kami untuk pesawat-pesawat A380 yang baru."

Ditandaskannya, seluruh 20 pesawat A380 yang sudah mereka pesan akan tetap datang pada waktunya nanti.

Pesawat dengan kode penerbangan QF32 itu bertolak dari London Inggris, dengan tujuan Sidney, Australia. Ledakan pada salah satu dari empat mesinnya terjadi enam menit setelah lepas landas dari Bandara Changi, Singapura. Pesawat sedang mengangkut 459 penumpang dan awak. Hampir semua penumpang merasakan guncangan dan mendengar bunyi ledakan keras. Bahkan ada penumpang yang melihat bagaimana bagian sayap tempat mesin itu terkoyak. Namun para penumpang dilaporkan luar biasa tenang, sama sekali tidak panik. lebih-lebih setelah awak pesawat menjelaskan keadaan, dan terus melaporkan perkembangan kepada penumpang.

Pesawat terlebih dahulu berputar-putar di sekitar wilayah Indonesia selama hampir dua jam, dan membuang sebagian bahan bakar sebagai bagian dari prosedur pendaratan darurat.

Ketua Asosiasi penerbang Singapura, Kapten James menyebutkan, pesawat A 380 memiliki empat mesin, dan bisa tetap terbang dengan dua mesin saja. Namun ia memuji pilot Qantas QF32 dalam menangani keadaan hingga mendaratkan darurat pesawat A380 itu dengan mulus Disebutkan Kapten James, "Pilot pesawat itu telah melakukan tugasnya dengan sangat baik, dengan kembali ke Singapura untuk melakukan pendaratan darurat. Secara teknis, yang rusak adalah satu dari empat mesin. Dan pesawat A380 ini dirancang untuk bisa terbang kendati dengan hanya dua mesinyna yang berfungsi. Jadi ketika satu mesinnya rusak, tidak ada masalah untuk pesawat itu".

Di sekitar Pulau Batam, Indonesia, banyak warga mendengar ledakan keras di udara, dan menyaksikan jatuhnya sejumlah serpihan logam.

Ging Ginanjar/afp,dpa,rtr

Editor: Hendra Pasuhuk