Kereta Barang Antwerpen-Chongqing Dalam 23 Hari

Lima kali dalam seminggu, sebuah kereta barang bertolak dari pelabuhan Antwerpen di Belgia. Melalui Jerman, Polandia, Ukraina, Rusia dan Mongolia, kereta melintasi lebih dari 11 ribu kilometer untuk mencapai Chongqing, Cina.

Wakil otoritas pembangunan Antwerpen di Chongqing, Su Zeng, menilai keuntungan dari adanya koneksi semacam ini sudah jelas. "Sebagai alternatif dari angkutan barang lewat udara yang cepat namun mahal. Lewat lautan, murah tapi lambat. Kini ada yang relatif lebih cepat dan murah. Kalau seorang konsumen menitikberatkan permintaan dalam kecepatan transportasi, maka bisa memilih alternatif ini."

Proyek diluncurkan tahun lalu oleh pemerintah kota Antwerpen dan Chongqing, bekerjasama dengan perusahaan sistem kereta api Swiss, Hupac. Perusahaan kereta api Rusia dan Cina juga ambil bagian. Namun kereta baru mulai resmi beroperasi pekan ini.

Kereta Bebas Birokrasi Bea Cukai

Proyek kereta barang nantinya akan menawarkan fitur khusus, yakni kereta barang sebisa mungkin melewati 6 perbatasan negara tanpa adanya hambatan aturan bea cukai. Presiden otoritas pelabuhan Antwerpen, Mark van Peel, menjelaskan bahwa fitur ini dipelopori bea cukai Belgia, "Kami menginginkan sesuatu yang disebut 'Jalur Hijau.' Garis hijau yang termasuk ke dalam kesepakatan otoritas bea cukai setiap negara. Kami berharap mencapai target ini paling lambat bulan Oktober nanti. Yang akan berujung pada berkurangnya birokrasi bea cukai."

Saat ini, dengan adanya formalitas bea cukai, perjalanan kereta barang dari Antwerpen ke Chongqing memakan waktu 23 hari. Jika rencana fitur khusus tercapai bulan Oktober mendatang, perjalanan kereta barang hanya butuh 18 hari.

Chongqing, Pusat Industri dan Perdagangan

Meski namanya masih asing di dunia Barat, Chongqing adalah salah satu kota terbesar di dunia. Seluruh wilayah kota terletak di tengah Cina daratan, dan luasnya lebih besar dari Belgia dan Belanda jika digabung. Sekitar 32 juta warga tinggal di kota yang dilalui sungai Yangtze ini. Pemerintah Cina selama bertahun-tahun membangun Chongqing sebagai pusat industri dan perdagangan. Tujuannya untuk menguntungkan wilayah yang relatif kurang berkembang di bagian barat Cina.

Sejak pembangunan Bendungan Tiga Ngarai, Chongqing memiliki akses langsung ke Laut Cina Timur. Berkat bendungan tercipta waduk sepanjang 600 kilometer yang bisa dilewati kapal laut dalam hingga sejauh Chongqing, yang letaknya sekitar 2400 kilometer dari lautan. Jalur kereta barang baru menjadi tambahan penting bagi jalur pelayaran.

Su Zeng dari otoritas pembangunan Antwerpen di Chongqing menjelaskan, "Jalur kereta membuka kemungkinan-kemungkinan baru bagi sistem logistik di Chongqing. Pelayanan kami membantu pembangunan di berbagai area Cina daratan."

Anterwerpen Vital Bagi Tiga Benua

Pelabuhan Antwerpen adalah pelabuhan terbesar kedua di Eropa. Tidak hanya vital dalam perdagangan antar negara Eropa, namun juga penting bagi perdagangan dengan benua Amerika dan Afrika. Jalur kereta baru akan menghubungkan para operator di Eropa dengan Cina.

Memang jalur kereta lebih cepat dan lebih murah dibandingkan transportasi kargo dengan kapal, namun Mark van Peel dari otoritas pelabuhan Antwerpen percaya, transportasi darat menggunakan kereta api tidak akan pernah mampu menyaingi transportasi laut. "Kalau melihat 15 hingga 20 tahun ke depan, kami percaya transportasi dengan kereta api hanya akan berjumlah kurang dari satu persen dari transportasi laut. Jalur kereta barang yang baru ini sebenarnya tidak terlalu penting kalau dalam hal kuantitas, namun sangat penting jika menyangkut barang-barang tertentu."

Rute kereta Antwerpen-Chongqing terutama menarik bagi transportasi barang yang butuh sampai di tujuan dengan cepat. Barang yang kalau diangkut melalui udara akan terlalu berat. Produk-produk yang termasuk dalam kategori ini adalah produk industri kimia dan juga suku cadang untuk industri otomotif.

Christoph Ricking/Carissa Paramita

Editor: Hendra Pasuhuk