1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

271109 Kenia Internet

28 November 2009

Jaringan serat optik kini mulai digunakan di Afrika timur, revolusi internet berada di ambang pintu

https://p.dw.com/p/Kjhb
Warnet di Mombasa, Kenya.Foto: picture-alliance / dpa

Warnet „Café Communications Limited“ terletak di pusat ibukota Kenya, Nairobi. Nama warnet itu, yang secara harafiah bisa diterjemahkan sebagai „komunikasi terbatas“ bak peringatan bagi para pelanggan yang ingin menggunakan layanannya. Di warnet itu, butuh kesabaran besar bila ingin surfing di internet. Kecepatan sambungannya tak lebih dari masa-masa modem pertama kali dipasarkan.

Joseph, seorang pelanggan di situ kelihatan frustrasi menghadapi layar komputernya. Tuturnya, "Untuk membuka satu laman butuh waktu yang lama sekali. Saya menunggu 15 menit hanya untuk membuka email. Ini betul-betul mengesalkan, dan setiap kali selalu begitu." Namun, masa tunggu yang lama ini tampaknya akan segera berakhir.

Juli lalu, kabel serat optik pertama telah mencapai Afrika Timur, jaringannya dipasang melalui lautan Hindia sampai ke kota pelabuhan Mombasa di Kenya. Sebagian besar dari para investor Seacom, begitu sebutan untuk proyek tersebut, berasal dari Kenya sendiri. Mereka berharap, bahwa pasaran internet mengalami booming seperti penggunaan telefon genggam.

Etienne Fouques, direktor regional Alcatel yakin bahwa usaha internet memiliki masa depan cerah. Ia menerangkan, "Jaringannya, yang memiliki kapasitas 130 Gigabytes per detik bisa dengan mudah di-upgrade menjadi lebih dari satu terrabyte per detik. Dengan begitu, Kenya bisa dengan mudah menjadi pusat IT yang baru di kawasan ini. "

Harga juga merupakan masalah besar bagi pengguna internet di Afrika. Biaya untuk berselancar di internet selama satu jam sekitar satu Euro. Itu merupakan sepertiga gaji harian seorang pekerja. Inilah alasan kenapa dari 40 juta penduduk Kenya, hanya 3 juta orang yang menggunakan internet.

Venansius Baryamureeba, seorang Professor IT dari Uganda menggambarkan masalahnya, "Biaya untuk mendapatkan saluran cepat merupakan tantangan besar bagi Afrika. Sambungan internet yang di Eropa kini hanya seharga sepuluh dolar, di Afrika harganya seribu dolar. Kabel yang telah dipasang melewati lautan ini akan memangkas harganya menjadi sepersepuluh dari sebelumnya. Ini kemajuan besar."

Saluran-saluran internet yang pertama sudah dipasang untuk perusahaan-perusahaan besar dan kantor-kantor pemerintahan. Dalam beberapa bulan mendatang, baik warnet maupun para pelanggan pribadi juga akan mendapatkan akses serupa.

Bagi Presiden Kenya, Mwai Kibaki pemasangan jaringan serat optik tersebut sama artinya dengan pembangunan rel kereta api ratusan tahun yang lalu. Dulu perdagangan diuntungkan dengan adanya jalur kereta api, Kini yang diperlukan adalah jalur internet.

Antje Diekhans / Edith Koesoemawiria
Editor: Zaki Amrullah