1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

310510 arabische Reax Hilfsflotte

1 Juni 2010

Serangan Israel terhadap kapal bantuan bagi Gaza, Senin (31/05), menuai kecaman dan amarah dari berbagai penjuru dunia. Pemerintah di sejumlah negara Arab memperingatkan eskalasi yang dapat berakhir pada perang.

https://p.dw.com/p/NesY
Foto video, yang dikeluarkan organisasi bantuan Turki, memperlihatkan seorang aktivis yang terluka akibat serbuan tentara IsraelFoto: AP

Kesedihan dan kemarahan disuarakan dalam unjuk rasa di dunia Arab. Di Amman, ibukota Yordania, negara tetangga Israel, ratusan orang berkumpul di bawah lautan bendera hijau-putih-merah Palestina.

"Kami betul-betul marah. Apa yang dilakukan tentara Israel tidak dapat dibenarkan. Kami menyerukan pemerintah di seluruh dunia untuk menolong orang-orang di Palestina, di Gaza," dikatakan seorang demonstran.

"Israel melakukan kejahatan perang. Batalkan perjanjian damai dengan Israel, usir duta besar Israel,“ demikian tuntutan para demosntran di depan kantor perdana menteri Yordania. Dan berulang-ulang diserukan agar negara-negara Arab berhenti berpangku tangan.

Adalah hal yang memalukan bahwa bertahun-tahun dunia bersikap acuh tak acuh ketika warga di Jalur Gaza tewas akibat serangan udara Israel. Kali ini korbannya adalah warga asing. Barangkali ini akan membangunkan masyarakat dunia. "Saya pikir, masyarakat dunia yang selama ini tidur kini akan terbangun. Ini adalah bencana yang sangat mengejutkan, Tapi kami tidak akan menyerah, kami akan terus berjuang," tegas demonstran.

Rakyat Yordania punya hubungan erat dengan rakyat di wilayah Palestina. Sekitar 70% warga Yordania berasal dari Palestina atau dari Israel. Keluarga mereka mengungsi atau terusir keluar dari sana. Tidak heran bilan simpati terhadap mereka yang berada di Tepi barat dan Jalur Gaza besar.

Unjuk rasa juga berlangsung di Kairo, ibukota Mesir. Presiden Mesir Husni Mubarak mengecam penggunaan kekuatan yang berlebihan dan tidak pada tempatnya oleh Israel dalam serangan terhadap armada kapal bantuan bagi Gaza. Sementara Kementrian Luar Negeri Mesir memanggil duta besar Israel untuk menyatakan kecamannya. Dari seluruh negara Arab, hanya Mesir dan Yordania yang menjalin hubungan diplomatik dengan Israel.

Kemarahan menyala di negara-negara Arab lainnya. "Berbahaya dan gila", dengan kata-kata ini PM Libanon Saad Hariri mengecam tindakan Israel. Di depan kantor PBB di Beirut, para pengungsi Palestina dan kelompok kiri Libanon menggelar unjuk rasa.

Sekjen Liga Arab Amr Mussa, menyerukan sidang istimewa Selasa (01/06) di Kairo, untuk mendiskusikan serangan. Kami semua berang, tandas Mussa.

Unjuk rasa berlangsung pula di Israel dan Palestina. Warga Israel melangsungkan protes di pelabuhan Ashdod. Mereka menyebut tindakan militer terhadap armada kapal bantuan sebagai perompakan dan menyerukan agar armada bantuan dibiarkan masuk ke Jalur Gaza.

Para mentri luar negeri negara-negara Teluk, yang tengah melangsungkan pertemuan dengan rekannya dari negara-negara ASEAN, mengeluarkan pernyataan bersama yang mengecam keras serangan Israel.

Reaksi yang muncul dari negara-negara Arab tetap dirasa kurang oleh sebagian pihak. Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad menyalahkan dunia Arab karena berdiam diri. Sikap semacam itu hanya mendorong Israel untuk melakukan kejahatan lebih lanjut, kata Ahmadinejad yang memuji sejumlah negara Eropa atas reaksi keras mereka terhadap serangan Israel.

Felix de Cuveland/Renata Permadi/dpa/afp
Editor: Hendra Pasuhuk