1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kekerasan vs. Keamanan Stadion Bundesliga

Joscha Weber / Carissa Paramita (afp)12 Februari 2013

Kerusuhan para hooligan kembali mengangkat kekerasan dalam Bundesliga. Tiga insiden terpisah terjadi pada dua liga teratas sepakbola Jerman, padahal aturan keamanan stadion telah disepakati.

https://p.dw.com/p/17ckH
Foto: picture alliance/dpa

Kasus terparah terjadi di stadion Eintracht Frankfurt akhir pekan lalu saat sekitar 1.000 suporter tandang dari Nürnberg bentrok dengan polisi, menyebabkan 19 anggota polisi dan 2 pengurus klub menderita cedera ringan.

Sebuah mobil polisi dilempari batu di luar Commerzbank Arena dan sebuah pagar sekitar stadion ikut hancur.

Seorang jurubicara polisi mengatakan "hanya dengan menggunakan tongkat polisi dan penyemprot merica," mereka baru dapat mengontrol situasi.

"Pecahnya kekerasan tidak dapat ditoleransi. Kami harap para pelakunya dapat teridentifikasi melalui penyelidikan polisi," tegas manajer klub Frankfurt Martin Bader kepada saluran televisi Jerman Sport1.

Laga Eintracht melawan Nürnberg di Frankfurt telah dikategorikan sebagai pertandingan yang berpotensi bermasalah, dengan ratusan tenaga polisi tambahan diturunkan, dan pemeriksaan keamanan diperketat untuk menggeledah para suporter tandang terutama menyita suar dan petasan.

Para fans Nürnberg merespon dengan boikot terorganisir pada seksi tandang di stadion Frankfurt.

Merembet ke luar lapangan hijau

Suar dan petasan kerap dinyalakan saat pertandingan
Suar dan petasan kerap dinyalakan saat pertandinganFoto: Reuters

Dalam insiden terpisah lebih dari 200 kilometer dari Lembah Ruhr, dua stasiun kereta dibakar, seorang saksi mata diserang dan perbuatan onar terhadap sebuah gerbong kereta yang mengangkut fans Hamburg menyebabkan kerugian hingga mencapai 10.000 Euro.

Sekelompok fans Hamburg, yang menuju kemenangan 4-1 timnya atas juara bertahan Borussia Dortmund, mengamuk dan berupaya membakar gerbong kereta dan merusaknya.

Polisi menyatakan beragam tuntutan mulai dari pelanggaran ketertiban, penyerangan, perusakan (pidana) dan pelanggaran Undang-undang Bahan Peledak setelah suar dan petasan dinyalakan di dalam kereta, dikenakan terhadap 12 individu.

Asosiasi Sepakbola Jerman (DFB) siap menyelidiki dan menyatakan telah mulai menelaah klub divisi dua Dynamo Dresden setelah para fans merusuh hari Jumat (8/2) sebelum dan saat pertandingan yang berujung kekalahan 3-0 di Kaiserslautern, wilayah barat-daya Jerman.

Fans Dynamo bentrok dengan polisi sebelum laga, menyebabkan kerugian sebesar 70.000 Euro di pusat kota.

Para hooligan, yang dikenal dengan nama 'Ultras' di Jerman, kemudian menyalakan suar di stadion dan mencoba menerobos keluar dari blok tandang ke arah fans tuan rumah, mendorong intervensi polisi.

"Para pemuda ini merusak sepakbola dan reputasi klub kami," ujar manajer Dynamo Christian Mueller, yang para fans klubnya memang mempunyai sejarah kekerasan. "Kami akan bekerjasama dengan polisi Kaiserslautern untuk menemukan para pelaku dan memberi hukuman seberat-beratnya. Sebagai seorang manajer, saya malu atas kehadiran sejumlah orang di seksi tandang."

Pengalaman stadion yang aman

Fans menggunakan masker dan senjata tumpul untuk melawan polisi
Fans menggunakan masker dan senjata tumpul untuk melawan polisiFoto: picture-alliance/dpa

Kekerasan di stadion sepakbola telah menjadi sorotan sejak 34 klub di dua liga teratas sepakbola Jerman Desember lalu memilih untuk menerima aturan 'Pengalaman Stadion Aman' yang diajukan Deutsche Fußball Liga GmbH (DFL), yang bertanggung jawab atas operasi liga 1. Bundesliga dan 2. Bundesliga

Di bawah skema tersebut, setiap klub dapat menggeledah fans yang dicurigai membawa suar, senjata berbahaya atau spanduk dengan slogan ofensif ke dalam stadion, yang tentunya mengundang kontroversi di antara mayoritas fans.

"Dengan aturan keamanan baru, Bundesliga berdamai dengan para politisi yang selama ini menekan pemberlakuan aturan yang lebih ketat. Namun aturan baru berujung pada memburuknya hubungan klub dengan fans," jelas redaktur olahraga DW Joscha Weber.

Politisi Jerman mengancam akan melarang adanya areal berdiri dalam laga Bundesliga, mengusulkan laga-laga bayangan yang dimainkan dalam stadion kosong, dan mengajak klub untuk berbagi beban biaya keamanan, yang tentunya berakibat harga tiket lebih mahal bagi para fans. Singkatnya, otonomi sepakbola Jerman diragukan.

Tak heran, fans yang dengan enggan dilibatkan dalam diskusi menyuarakan protes terhadap sejumlah poin dalam aturan baru.

Fans protes hukuman kolektif

Redaktur olahraga DW Joscha Weber
Redaktur olahraga DW Joscha WeberFoto: DW

Tentu, para Ultras yang hanya datang ke stadion untuk mewujudkan fantasi kekerasan harus diganjar hukuman. Dan para fans damai harus menjauhkan diri dari mereka.

Mayoritas fans adalah suporter damai klub mereka. Memang sudah tercatat 1.142 angka cedera pada dua divisi Bundesliga musim ini, tapi mengingat jumlah fans yang hadir di stadion mencapai 18,7 juta orang, angka tadi tidak terdengar terlalu dramatis.

Dengan alasan ini, banyak fans yakin bahwa aturan baru DFL terasa seperti hukuman kolektif. Aturan baru dapat mengurangi kuota tiket pada laga yang berpotensi bermasalah sehingga berdampak pada setiap fans yang ingin bertandang untuk melihat tim mereka berlaga. Ini dianggap sebagai sebuah kesalahan - karena DFL dinilai mempromosikan solidaritas antara fans yang damai dan rusuh. DFL langsung berdalih bahwa aturan penjualan tiket hanya dapat diberlakukan kalau ada alasan yang tepat. Tapi kerusakan telah lama terjadi sebelum keputusan diambil.

Lebih banyak dialog antara ofisial sepakbola Jerman dengan para fans sebenarnya akan sangat membantu. Kini protes para fans akan terus berlanjut, meski kultur sepakbola Jerman belum terancam - setidaknya menurut Presiden DFL Reinhard Rauball. Mungkin bukan kulturnya, tapi atmosfer kondusif di stadion jelas berkurang.