1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kekerasan di Suriah Tak Kunjung Berakhir

5 Agustus 2011

Para aktivis Suriah menyerukan aksi protes di seluruh penjuru negeri guna menentang kekerasan yang dilakukan pemerintah terhadap aksi demonstrasi, setelah sholat Jum'at (05/08) ini.

https://p.dw.com/p/12Bl6
Hama (diambil dari situs Shaam News Network)Foto: AP Photo / SHAMSNN

Situs internet milik aktivis pro demokrasi di Suriah mengajak warga untuk secara besar-besaran turun ke jalan –menentang rezim Presiden Bashar al Assad-- usai Sholat Jumat pertama di bulan Ramadhan ini. Menurut kalangan aktivis HAM, rezim Assad berusaha menghancurkan gerakan demokrasi, dengan kebrutalan pasukan keamanannya yang membunuh lebih dari 1.600 warga sipil. Pemerintah Suriah juga telah menahan ribuan pembangkang.

Ramadan in Syrien und die Demonstrationen gegen das Regime
Ramadan in SuriahFoto: DW

Dalam gempuran yang dilancarkan Rabu lalu di Hama, sedikitnya 30 orang tewas akibat serbuan militer ke pusat kota.

Ucapkan Selamat Tinggal pada Hama

Sambungan telefon dan satelit di Kota Hama terputus. Informasi hanya dapat diperoleh dari orang-orang yang melarikan diri dari kota itu. Seorang juru bicara oposisi di Libanon, yang memiliki kontak dengan pengungsi menceritakan, bahwa tentara mengancam warga yang melarikan diri dengan mengatakan: "Ucapkan selamat tinggal pada Kota Hama, Anda tak akan kembali lagi ke kota ini."

Lebih lanjut ia mengisahkan, "Ini merupakan berita buruk yang kami peroleh, namun tak dapat kami konfirmasikan. Para aktivis tak dapat pergi dari satu tempat ke tempat lain untuk mengkonfirmasikannya. Tentara akan menembaki orang-orang yang keluar rumah. Ini merupakan situasi rumit. Tidak tersedia makanan dan juga obat-obatan.“

AS Meradang, Bisnis Suriah Diblokir

Buruknya situasi di Hama menyulut pernyataan keras dari Amerika Serikat dan Rusia. Pemerintahan di Moskow mengisyaratkan perubahan sikap setelah sebelumnya diam seribu bahasa ketika PBB ingin mengambil tindakan tegas terhadap Suriah. Sejak era Soviet, Moskow dikenal sebagai sekutu dekat Damaskus.

Ramadan in Syrien und die Demonstrationen gegen das Regime
Ramadan in SuriahFoto: DW

Pihak Gedung Putih menyatakan penumpasan mematikan yang dilakukan pemerintah Suriah terhadap warganya menempatkan Suriah dan Timur Tengah ke dalam "Jalur Amat Berbahaya". Pemerintahan di Washington memperluas sanksi terhadap Suriah, termasuk terhadap para pebisnis yang dekat dengan Assad dan keluarganya.

Departemen Keuangan Amerika Serikat telah membekukan asset milik Muhammad Hamsho dan perusahaannya, Hamsho International Group dan melarang siapapun di AS untuk terlibat bisnis dengan Hamsho dan perusahaannya. Pemerintah AS menyebut Hamsho sebagai salah satu pebisnis kelas kakap Suriah, yang bergerak di berbagai sektor bisnis dan merupakan rekan bisnis yang dekat dengan saudara lelaki Assad, Maher.

Tokoh di belakang bisnis Hamsho ini, memimpin pasukan elit Divisi Keempat, yang oleh berbagai kalangan pengamat, dituding sebagai ujung tombak penumpasan demonstran.

Ramadan in Syrien und die Demonstrationen gegen das Regime
Usai tarawih warga turun ke jalan.Foto: DW

Guna melunakkan hati pemrotes, Presiden Assad, Kamis (04/08), mengeluarkan dekrit presiden yang memungkinkan pendirian partai baru. Dekrit dikeluarkan beberapa jam setelah Dewan Keamanan PBB mengeluarkan pernyataan mengutuk serangan berdarah yang dilakukan pasukan pemerintah Suriah ke Kota Hama. Pernyataan presiden DK PBB ini tidak sekuat resolusi dan juga tidak mengikat secara hukum.

Rusia Bergerak

Rusia yang sempat mengancam untuk memblokir resolusi DK PBB atas Suriah, pada hari Kamis (05/08), menyerukan Assad untuk segera melakukan reformasi, seraya memperingatkan bahwa takdir menyedihkan akan menanti Assad dan pada akhirnya masyarakat internasional akan mengambil sejumlah keputusan.

dpa/afp/ Jens Wiening/ Ayu Purwaningsih

Editor : Agus Setiawan