1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kebun Binatang Paling Maut di Dunia

6 Februari 2014

Seekor jerapah jantan mati dengan 20 kg plastik di perut, gajah betina tewas setelah dua tahun hidup dengan kaki patah serta seekor singa Afrika yang tewas tergantung. Inilah kebun binatang paling maut di dunia.

https://p.dw.com/p/1B37O
Komodowaran
Foto: picture alliance/dpa

Sejauh ini enam hewan mati di salah satu kebun binatang terbesar di Indonesia, yang terletak di Jawa Timur, termasuk diantaranya adalah seekor hewan langka “naga” komodo berumur 3 tahun dan seekor singa Afrika bernama Michael, yang ditemukan tewas tergantung dengan kabel menjerat lehernya.

Kematian hewan-hewan di Kebun Binatang Surabaya ini terjadi sejak 2010, dan peristiwa terakhir semakin memperkuat reputasi taman ini sebagai “kebun binatang maut.”

Picu kemarahan masyarakat

Kisah tragis ini telah memicu kemarahan masyarakat, tuduhan korupsi, dan bahkan menarik seorang kandidat calon presiden ke dalam pusaran kontroversi.

“Salah urus di Kebun Binatang Surabaya telah berlangsung terlalu lama dan hewan-hewan kini menderita,“ kata Rosek Nursahid, kepala lembaga pelestarian hewan ProFauna Indonesia.

Para pencinta binatang menyalahkan perebutan kekuasaan yang telah berlangsung lama di dalam yayasan konservasi satwa liar setempat sebagai pengelola kebun binatang, serta juga adanya masalah pendanaan.

Lebih dari 75.000 orang telah menandatangani petisi di internet yang menuntut pemerintah mengambil tindakan untuk menyelamatkan hewan-hewan di kebun binatang, yang dibangun pada tahun 1916 oleh pemerintah kolonial Belanda.

Pemerintah kota Surabaya mengambilalih kebun binatang itu pada Juli tahun lalu dari sebuah tim ahli dan para pelestari hewan, tapi kenyataannya binatang-binatang di sana tetap mati.

Setidaknya 30 binatang mati antara Oktober hingga Desember tahun lalu, termasuk diantaranya hewan-hewan yang baru lahir dan binatang-binatang yang sudah tua.

“Kualitas kesejahteraan hewan sangat rendah,“ kata Nursahid.

“Kandang terlalu sempit dan tidak aman bagi spesies-spesies yang berbeda.”

Menurut pemerintah kota, kebun binatang itu merupakan rumah bagi lebih dari 2.800 binatang dari lebih 350 spesies, menjadikannya sebagai kebun binatang dengan koleksi paling lengkap di Asia Tenggara.

Giraffe im Surabaya Zoo in Indonesien gestroben
Kliwon, satu-satunya jerapah Afrika koleksi Kebun Binatang Surabaya ini juga akhirnya mati.Foto: AP

Dugaan korupsi

Bulan lalu, Walikota Tri Rismaharini menyerahkan dokumen kepada Komisi Pemberantasan Korupsi KPK dan meminta lembaga itu menyelidiki kemungkinan keterlibatan sejumlah pengelola kebun binatang dalam perdagangan ilegal atas satwa-satwa yang dilindungi.

Tony Sumampau, kepala tim manajemen sementara, mengatakan semua pemindahan satwa dilakukan sesuai hukum, sambil balik menuding walikota sedang mencari kambing hitam atas masalah yang sedang membelit kebun binatang, sekaligus untuk meraih dukungan publik.

Rismaharini disebut-sebut oleh sejumlah media di Indonesia sebagai salah satu calon presiden dalam pemilu Juli mendatang.

Tapi ia kini ditekan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang meminta agar pemerintah kota mengambilalih kasus ini.

Sonny Partono, direktur konservasi dan perlindungan hutan di Kementerian Kehutanan, mengatakan kebun binatang itu telah memindahkan sejumlah satwa ke sejumlah pusat pelestarian satwa lain untuk mengurangi kelebihan populasi.

“Ada surplus (kelebihan), sehingga beberapa hewan harus dipindahkan,” kata dia.

”Satwa-satwa berhimpitan di kandang sempit dan beberapa diantaranya mati karena berkelahi satu sama lain.”

Tapi upaya tersebut mengundang kecurigaan.

Direktur operasional kebun binatang tersebut, Liang Kaspe, menuduh bahwa perlindungan atas hewan langka telah diganti dengan perlindungan terhadap satwa yang tidak termasuk hewan yang dilindungi.

“Kalau ada kelebihan populasi, mereka seharusnya memperluas kebun binatang dan memperbesar kandang karena di sana masih ada tempat-tempat kosong,“ kata dia.

Janji memperbaiki

Bulan lalu, gambar-gambar satwa di kebun binatang dalam keadaan sangat menyedihkan yang pertama kali muncul di sebuah harian di Inggris, beredar luas di media sosial Indonesia, menyudutkan posisi walikota.

Rismaharini mengatakan foto-foto itu diambil sebelum pemerintah mengambilalih manajemen kebun binatang, meski ia berjanji akan memperbaiki manajemen air, memperluas kandang dan mengubah lahan parkir menjadi tempat penampungan satwa.

Ia mengatakan pemerintah kota Surabaya telah mengeluarkan Rp 54 milyar untuk mengubah kebun binatang dan akan mengeluarkan dana Rp 15 milyar lagi untuk membangun lebih banyak kandang hewan.

“Pemerintahan kota akan mengelola kebun binatang secara professional dan mengambil langkah yang diperlukan untuk memperbaikinya,” kata dia sebagaimana dikutip kantor berita Antara.

ab/hp (dpa,afp,ap)