1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kaum Muda Muslim Tidak Suka Politik

14 Juni 2011

Kaum muda muslim Indonesia, masih berpandangan konservatif dan menutup mata terhadap politik. Demikian salah satu kesimpulan survey mengenai tata nilai impian dan cita cita pemuda muslim Indonesia.

https://p.dw.com/p/11a04
Gambar simbol generasi muda IslamFoto: Fotolia/Tjui Tjioe

Mayoritas pemuda Muslim di Indonesia pernah mengecap pendidikan agama baik formal maupun informal. Namun kebanyakan dari mereka ternyata tidak terlalu mentaati ritual agama. Meski demikian dari hasil survey yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia (LSI) bersama Goethe Institute dan The Friedrich Naumann Foundation for Freedom terungkap, sebagian besar kaum muda Muslim muda tersebut tetap menekankan perilaku islami dalam kehidupan sehari-hari.

Hasil survey juga menunjukan, sebagian besar responden, yang berusia 15 hingga 25 tahun itu, masih berpandangan konservatif dalam isu-isu syariat Islam. Seperti mendukung hukuman mati bagi pembunuh atau qishos, potong tangan bagi pencuri, serta hukuman cambuk bagi pemabuk.

Sementara temuan dalam bidang politik mengatakan, mayoritas pemuda muslim tidak paham politik dan memandang politik sebagai hal yang membosankan. 70 persen menyatakan tidak tertarik dengan politik.

“Nol persen yang menginginkan jadi politisi. Yang minat terhadap Parpol sedikit sekali, hanya 5 persen yang sangat minat terhadap parpol, sebagian besar tidak berminat terhadap politik. Mungkin karena banyaknya masalah di sekitar parpol dan kehidupan politik kita yang membuat kaum muda berjarak," papar peneliti LSI, Burhanudin Muhtadi.

Betapapun, hasil survey itu juga mencatat, bahwa sebagian besar pemuda Islam bisa menerima nilai-nilai demokrasi yang berlangsung di Indonesia, menerima keadaan politik dan ekonomi. Dan lebih dari 60 persen memandang Indonesia berada di jalan yang benar. Kecenderungan itu dipaparkan Vera Putri, project officer Friedrich Naumann Foundation.

Sebagai negara demokrasi dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia kerap disebut sebagai model selarasnya demokrasi dan Islam. Dan temuan dalam survey ini menurut wakil FNS di Indonesia, Rainer Heifers, setidaknya mengukuhkan pandangan itu.

Zaki Amrullah

Editor: Vidi Legowo-Zipperer