1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kaum Muda Bereaksi Negatif atas Teknologi

17 Oktober 2013

Meski Generasi Milenium melahirkan kaum muda melek teknologi yang tumbuh bersama smartphone dan iPad, tapi banyak diantara mereka yang menganggap bahwa teknologi membuat orang menjadi kurang manusiawi.

https://p.dw.com/p/1A1Zk
Foto: Syda Productions - Fotolia.com

Survey atas 12.000 orang berumur 18 tahun ke atas di delapan negara, dan diselenggarakan Intel Corporation itu juga menunjukkan bahwa kaum muda berusia antara 18 hingga 24 tahun, menginginkan teknologi yang lebih personal dan memahami kebiasaan-kebiasaan mereka.

Perempuan yang lebih tua dan hidup di negara pasar berkembang adalah kelompok yang paling antusias mengenai peran yang bisa dimainkan oleh teknologi dalam kehidupan mereka, demikian temuan jajak pendapat tersebut.

Dr. Genevieve Bell, seorang antropolog dan direktur penelitian di Intel Labs mengatakan, meski hasil survei mengenai perilaku dunia terhadap inovasi teknologi menunjukkan bahwa kaum muda menolak teknologi, tapi sebetulnya kesimpulan survey ini lebih kompleks daripada yang tampak di permukaan.

“Cara berbeda untuk membacanya mungkin bahwa generasi milennium ingin agar teknologi berbuat lebih banyak untuk mereka,” kata dia dalam pernyataan mengenai hasil riset.

Timbulkan dehumanisasi

Hampir 90 persen kaum muda ditanya dalam jajak pendapat, mengakui bahwa inovasi dalam teknologi membuat hidup menjadi lebih mudah, tapi sekitar 60 persen mengatakan bahwa masyarakat sangat tergantung pada teknologi dan itu akan menciptakan dehumanisasi.

Tujuh puluh persen mengatakan teknologi meningkatkan hubungan pribadi mereka dan sekitar lima puluh persen percaya bahwa teknologi mempunya dampak yang baik bagi pendidikan, transportasi dan pelayanan kesehatan.

Para perempuan berumur 45 tahun ke atas, yang hidup di negara pasar berkembang seperti Brazil dan India, lebih antusias mengenai dampak teknologi pada kehidupan mereka.

Di Cina, lebih dari 70 persen perempuan mengatakan bahwa teknologi masih kurang banyak dipergunakan.

“Para perempuan menurut sejarah, menjadi gandrung pada teknologi jika teknologi bisa memecahkan masalah, membantu mengatur kehidupan dan keluarga, dan juga menolong menghemat waktu…” kata Bell.

Temuan itu menunjukkan bahwa orang Italia dan Jepang adalah masyarakat yang paling mempunyai sikap negatif terhadap teknologi.

Survei itu dilakukan di Brazil, Cina, Prancis, India, Indonesia, Italia, Jepang dan Amerika Serikat sejak 28 Juli hingga 15 Agustus, dan memiliki margin of error 0.89 persen.

ab/hp (rtr,ap,afp)