1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Karzai Minta Masa Reses Parlemen Ditunda

4 Januari 2010

Presiden Afghanistan Hamid Karzai mendesak agar parlemen menunda reses musim dingin ini, hingga kabinet baru terbentuk.

https://p.dw.com/p/LKbk
Juru bicara Karzai, Wahid OmarFoto: DW/Farahmand

Parlemen Afghanistan menolak hampir semua nama-nama yang diajukan oleh Presiden Afghanistan Hamid Karzai untuk kabinet barunya. Dari 24 nama yang dinominasikan, dua pertiga diantaranya tidak disetujui.

Keputusan ini dinilai sebagai wujud ke arah demokratisasi yang mulai tumbuh di negara yang bertahun dililit kemelut itu.

Di negara yang bertahun lamanya dikenal dengan perang tak berkesudahan, kemiskinan dan korupsi, keberadaan parlemen menjadi pancaran sinar bagi aspirasi rakyat Afghanistan dalam menentukan nasib negaranya sendiri.

Keputusan menyakitkan yang diambil oleh parlemen lewat penolakan itu juga membawa harapan baru bahwa setidaknya satu dari tiga pilar institusi utama – legislatif, judikatif , eksekutif – menjalankan tugasnya secara serius.

Menurut anggota parlemen, Shukria Barakzai, struktur dari parlemen itu sendiri merupakan satu keberhasilan. Karena terdiri dari berbagai elemen : para panglima perang, komunis, mantan Taliban dan orang-orang berasal dari berbagai latar belakang etnik dan politik yang berbeda-beda.

232 anggota parlemen Sabtu lalu hanya menyetujui 7 nama saja yang diajukan oleh Karzai bagi bakal kabinetnya. Tujuh nama itu pun lolos dengan proses yang tidak mudah. Sementara 17 nama yang ditolak karena dianggap mewakili kepentingan tertentu dan memiliki motif tersembunyi.

Salah satu yang ditolak adalah panglima gerilya anti Soviet Ismail Khan. Komandan anti Taliban itu tidak lolos untuk jabatan menteri energi. Husn Bano Ghazanfar satu-satunya perempuan yang diusulkan masuk dalam kabinet sebagai menteri urusan keluarga, juga ditolak parlemen. Mereka yang disetujui adalah calon kementerian pertahanan, pertanian, dalam negeri, keuangan, pendidikan, kebudayaan serta pertambangan dan industri. Terhadap penolakan ini juru bicara pemerintah Karzai Wahid Omar mengungkapkan:„Presiden sangat terkejut atas penolakan itu. Tentu dia sangat tidak gembira dengan situasi ini, Namun ia menghargai konstitusi, otoritas yang dimiliki parlemen sebagai wakil rakyat dan proses ini merupakan latihan menuju demokratisasi yang akan terus berjalan dan semakin meningkat.“

Sementara pemimpin oposisi Afghanistan Abdullah Abdullah mengatakan: „krisis yang kita hadapi di negara ini tidak hanya satu hal ini. Pemerintahan, politik, keamanan semuanya merupakan musibah, dan tak ada keraguan tentang hal itu. Ini menambah permasalahan yang sudah ada.“

Presiden Hamid Karzai mengajukan daftar susunan kabinetnya sejak dua minggu lalu. Separuh nama yang diusulkannya berasal dari kabinet lama. Karzai berharap dapat merampungkan kabinetnya sebelum penyelenggaraan konferensi internasional yang membahas masa depan Afghanistan di London, pada tanggal 28 Januari mendatang. Masa reses parlemen sedianya berlangsung selama satu setengah bulan. Itu artinya baru bulan Februari mendatang, Karzai dapat menyodorkan nama-nama baru bakal anggota kabinetnya. Namun Karzai mendesak agar reses ditunda, hingga kabinet baru terbentuk.

Sementara itu dilaporkan empat tentara Amerika Serikat yang tergabung dalam pasukan NATO untuk Afghanistan ISAF, terbunuh akibat ledakan bom di selatan Afghanistan, hari Minggu kemarin. Di hari yang sama, seorang tentara Inggris terbunuh akibat ledakan bom di provinsi Helmand, kawasan yang merupakan wilayah kekuatan Taliban dan lokasi dimana banyak serdadu Inggris ditugaskan.

(AP/HP/rtr/afp/ap)