1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Kriminalitas

Pria Rasis AS Yang Jadi Mualaf Bunuh Teman Sekamar

23 Mei 2017

Seorang pria muda asal Amerika Serikat yang beralih memeluk Islam setelah mendalami ideologi supremasi kulit putih dilaporkan membunuh dua teman sekamar lantaran dianggap menghina agama.

https://p.dw.com/p/2dQ4w
Symbolbild Waffe Pistole Revolver
Foto: Colourbox

Devon Arthurs yang berusia 18 tahun ditangkap pada Jumat (12/5) setelah mengakui telah membunuh dua rekan sekamarnya lantaran berselisih pendapat. Menyusul penyelidikan, polisi juga menangkap rekan sekamar ketiga setelah menemukan berbagai jenis bahan kimia untuk membuat bahan peledak di apartemen tersangka.

Arthur mengklaim membunuh dua rekan sekamarnya yang berusia 22 dan 18 tahun lantaran dianggap menista agama Islam. Menurut kepolisian, ketiga rekan sekamar tersangka merupakan simpatisan idologi Neo-Nazi. Arthur "murka oleh sentimen anti-muslim," dan aksi pemboman terhadap negara-negara muslim oleh Amerika Serikat, tulis polisi dalam laporannya seperti dilansir New York Post.

"Saya harus melakukannya," tuturnya kepada aparat. Tersangka melaporkan diri sendiri ke polisi setelah melakukan pembunuhan. Ketika ditanya apakah ada korban yang terluka, Arthur menjawab "mereka yang di apartemen. Tapi mereka tidak terluka. Mereka sudah mati."

Tersangka kini ditahan bukan cuma lantaran delik pembunuhan, tetapi juga "kepemilikan bahan peledak secara ilegal." Selain bahan kimia, polisi juga menemukan selongsong peluru kosong yang dilengkapi dengan pematik dan dapat digunakan untuk membuat bom. Tidak jelas apakah bom tersebut akan digunakan oleh Arthur atau rekan sekamarnya.

Dalam pengakuannya, Arthur menejelaskan dirinya baru memeluk Islam. Ia dan dua temannya dulu saling berbagi ideologi Neo-Nazi. Pengakuan tersebut diperkuat oleh buku propaganda Nazi dan poster pelaku pemboman Oklahoma, Timoty McVeigh, di kamar tersangka.

Menurut Biro Invesitgasi Federal, Arthur mengatakan, "dirinya mengetahui keterlibatan rekan sekamarnya dalam ruang diskusi di internet yang dikelola kaum Neo Nazi, di mana ia mengancam membunuh orang."

rzn/yf (afp, nyp)