1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kaisar Jepang Isyaratkan Turun Tahta

8 Agustus 2016

Kaisar Jepang menyatakan hambatannya dalam melakukan ritual seremonial karena alasan kesehatan. Pernyataannya itu dipandang sebagai permohonan pada parlemen dalam mengambil langkah hukum yang diperlukan untuk turun tahta

https://p.dw.com/p/1JdGg
Foto: picture-alliance/AP Photo/K. Sasahara

Dalam rekaman video yang langka dilakukan sebelumnya, Kaisar Jepang Akihito, hari Senin (08/08) menyampaikan pesan kepada bangsa negeri matahafrai terbit itu, bahwa ia mungkin "sulit" untuk melanjutkan tugas kenegaraan. Dia mengatakan alasannnyaa adalah masalah kesehatan dan faktor usia.

"Saya khawatir bahwa mungkin menjadi sulit bagi saya untuk melaksanakan tugas saya sebagai simbol negara sepenuhnya seperti yang saya lakukan sampai sekarang," kata Akihito.

Pernyataan kaisar tersebut dipandang sebagai wujud keinginannya untuk turun tahta, langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam dua abad.

Turun tahta menimbulkan beberapa tantangan, karena tidak ada langkah-langkah hukum yang diatur dalam konstitusi Jepang, yang menetapkan perannya sebagai "simbol negara dan pemersatu rakyat."

Berdasarkan konstitusi, keputusan ini dapat diambil hanya dalam kasus di mana kaisar tidak dapat melakukan tugasnya karena kesehatan atau belum dewasa. Namun, Akihito menyampaikan pandangan negatif atas ketentuan ini.

"Bahkan dalam kasus seperti itu, tidak mengubah fakta bahwa kaisar akan tetap di posisinya sampai kematiannya, karena tidak mampu sepenuhnya melaksanakan tugas sebagai kaisar," demikian ujarnya seperti dilansir The Japan Times.

Kaisar Akihito dan istri, Michiko kezika menikah tahun 1959
Foto: picture alliance/CPA Media

'Serius mempertimbangkan'

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe merespon pernyataan kaisar dan mengatakan akan mempertimbangkan opsi pemerintah.

"Saya akan serius mempertimbangkan pernyataan kaisar ini," tandas Abe setelah pernyataan bersejarah tersebut. "Mengingat tugas kaisar, serta usia dan beban (pekerjaan), kita harus tegas melihat apa yang bisa kita lakukan," tambahnya.

Potensi untuk ketentuan turun tahta mendapat dukungan rakyat dari masyarakat, dengan 85,7 persen dari mereka dalam survei kantor berita Kyodo mengatakan responden mendukung perubahan hukum untuk memungkinkan proses lengser, sementara hanya 10,8 persen mengatakan mereka lebih memilih status quo.

Hampir 90 persen dari mereka yang disurvei mengatakan mereka juga percaya bahwa kaisar yang telah menginjak usia 82 tahun ini mengemban terlalu banyak tugas-tugas resmi.

Asal-usul monarki Jepang, diyakini sebagai yang tertua, dan telah berusia 2.600 tahun. Kaisar juga dianggap sebagai pemegang otoritas tertinggi dalam agama Shinto yang merupakan kepercayaan asli di Jepang.


ap/yf (ap/afp/dpa)