1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kabinet Diusik Cekcok Menteri

19 Agustus 2015

Kabinet baru diusik cekcok antar menteri. Ricuh yang tak kunjung henti akhirnya akan mengancam upaya untuk membangkitkan kembali ekonomi Indonesia, yang pertumbuhannya saat ini paling lambat dalam enam tahun terakhir.

https://p.dw.com/p/1GHf2
Indonesien Kabinettsumbildung
Menko Kemaritiman Rizal Ramli, keempat dari kiriFoto: Reuters/D. Whiteside

Rizal Ramli, yang baru dilantik sebagai Menko Kemaritiman mendapat teguran dari Presiden Joko Widodo setelah melontarkan kritik secara terbuka terhadap Wakil Presiden Jusuf Kalla. Jokowi meminta Rizal Ramli untuk menyampaikan ketidaksetujuannya dalam diskusi tertutup. Demikian disampaikan jurubicara presiden, Teten Masduki (Rabu, 19/08).

Masduki menambahkan, saat ini pemerintah sedang berusaha sebaik mungkin untuk menarik investor ke Indonesia. Sehingga semua pihak harus bersatu. Jokowi sebelumnya telah menyampaikan tekad untuk menaikkan pertumbuhan ekonomi menjadi 7%. Tetapi analis menilai, ekonomi sebenarnya semakin menurun akibat birokrasi berbelit-belit dan menteri dalam kabinet yang terus cekcok.

Dalam kuartal kedua tahun ini, pertumbuhan ekonomi turun menjadi 4,67%, yang berarti pertumbuhan paling lambat dalam enam tahun terakhir. Bersamaan dengan itu jumlah permintaan barang di dalam negeri juga menurun, demikian halnya dengan harga batu bara dan komoditi lain. Nilai tukar Rupiah merosot 10% terhadap Dolar tahun ini dan menjadi mata uang terburuk di Asia Tenggara, setelah mata uang Malaysia, Ringgit.

Kritik Rizal Ramli

Rizal Ramli mendapat banyak sorotan tak lama setelah dilantik jadi menteri. Rizal meminta agar PT Garuda Indonesia Tbk membatalkan penambahan jumlah pesawat. Menurutnya ia telah membicarakan hal ini dengan Presiden Jokowi. Rizal mengaku tidak ingin Garuda bangkrut dengan membeli 30 Airbus A350 baru.

Pernyataan Rizal ini disanggah Menteri BUMN Rini Soemarno. Menurut Rini Soemarno, tidak boleh ada pihak yang mencampuri urusan bisnis PT Garuda Indonesia Tbk, selain menko perekonomian, dengan posisi bahwa Kementerian Keuangan bertindak selaku pemegang saham perusahaan milik negara, dan Kementerian BUMN sebagai kuasa pemegang saham.

Menurut pihak istana, Presiden Jokowi sudah menegur Rizal melalui sambungan telepon dan meminta agar tidak mengumbar kritik di hadapan publik. Teguran Jokowi tampaknya tidak diindahkan Rizal Ramli. Ia malah mengajak Jusuf Kalla untuk berdebat secara terbuka terkait rencana pembangunan pembangkit listrik 35.000 megawatt.

Kalla menyatakan, Jokowi telah merestui program pembangkit listrik tersebut, dan itu jadi salah satu kebijakan penting pemerintah. Terkait pernyataan Rizal yang menantangnya berdebat secara terbuka mengenai proyek listrik 35.000 megawatt, Kalla menilai bahwa sikap yang ditunjukkan Rizal itu tidak etis. Ia memandang tidak wajar jika seorang wapres berdebat terbuka dengan menko yang merupakan bawahannya.

"Mempersulit bukan membantu"

Rizal Ramli yang mendapat gelar Doktor dari Boston University dua kali menjabat posisi menteri di bawah mantan Presiden Abdurrahman Wahid. Dalam posisi yang dijabatnya sekarang, Rizal Ramli membawahi beberapa kementrian, termasuk energi, angkutan dan pariwisata.

Juru bicara wakil presiden, Husain Abdullah mengatakan, dengan kritik-kritiknya, Rizal Ramli bukannya membantu program pemerintah, melain tambah mempersulit masalah.

ml/as (rtre, kompas.com, CNN Indonesia)