1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

241009 Koalitionsvertrag Berlin

Yuniman Farid26 Oktober 2009

Pengurangan pajak bagi keluarga dan perusahaan, perlindungan bagi tenaga kerja serta wajah-wajah baru dalam kabinet Jerman. Pemerintahan Koalisi Hitam-Kuning perkenalkan program mereka.

https://p.dw.com/p/KFbZ
Dari kiri ke kanan, Ketua CSU Horst Seehofer, Ketua FDP Guido Westerwelle dan Ketua CDU Angela Merkel dalam konferensi pers mengenai kesepakatan koalisiFoto: AP

"Pemerintah baru Jerman memenuhi janjinya. Ini tampak jelas dari kesepakatan koalisi. Kami tidak menaikkan pajak, kami mengandalkan pertumbuhan ekonomi dan berupaya meringankan beban warga Jerman," Demikian kanselir Jerman Angela Merkel.

Kesepakatan koalisi antara Partai Uni Kristen dan partai liberal FDP berupaya menjawab kekuatiran bahwa pemerintah baru Jerman melupakan aspek sosial dalam programnya. Merkel menegaskan, pemerintah akan mengalokasi dana tambahan untuk mengkompensasikan kerugian miliaran yang diderita asuransi sosial dan kesehatan negara.

Menteri Dalam Negeri Wolfang Schäuble ditetapkan sebagai menteri keuangan di kabinet baru Merkel. Pilihan ini bahkan dipuji politisi oposisi mengingat politisi dari kubu Uni Kristen ini dinilai kompeten dan tak takut mengambil keputusan yang tidak populer.

Salah satu hal yang sengit diperdebatkan adalah kebijakan kesehatan pemerintah Jerman. Tugas berat ini dipercayakan kepada menteri termuda dalam kabinet Merkel, yaitu Philipp Rösler. Politisi kelahiran Vietnam yang diadopsi pasangan Jerman ini baru berusia 36 tahun. Ia adalah tokoh muda FDP.

Dalam perjanjian koalisi, CDU/CSU dan FDP secara mengejutkan menyepakati untuk mengubah cara pendanaan jaminan kesehatan negara. Mulai tahun 2011, satu premi berlaku bagi semua warga, terlepas dari tingginya pendapatan dan pemasukan.

"Dengan cara ini kami dapat membangun sistem kesehatan yang kuat, yang tidak perlu direformasi setiap dua atau tiga tahun, sekaligus meletakkan landasan untuk jaminan kesehatan yang lebih baik, tanpa membutuhkan dana tambahan," demikian dikatakan Philipp Rösler yang akan menjabat menteri kesehatan Jerman.

Jabatan menteri luar negeri Jerman dipegang ketua Partai FDP Guido Westerwelle. Politik luar negeri Jerman tidak hanya fokus pada kontinuitas, kata Westerwelle. Ia juga berpegang pada janji bahwa Jerman akan bebas dari senjata nuklir.

"Kami ingin agar senjata atom terakhir yang masih berada di Jerman ditarik dan kami akan melakukan pembicaraan dengan mitra kami menyoal hal ini," ungkap Westerwelle.

Dalam kabinet baru, kubu liberal akan diwakili lima menteri, termasuk di antaranya menteri kerja sama pembangunan. Partai Uni Kristen Sosial (CSU) mengisi tiga kementerian, sisanya, yaitu delapan kementerian dipegang Partai Uni Kristen Demokrat (CDU). Karl-Theodor zu Guttenberg yang dalam kabinet lama menjabat menteri ekonomi akan menjadi menteri pertahanan. Politisi berusia 37 tahun ini akan menghadapi debat mengenai pengurangan masa wajib militer dan desakan NATO untuk menambah jumlah pasukan di Afghanistan.

Agar Jerman siap menghadapi masa depan dalam era globalisasi, pemerintah Jerman akan memprioritaskan bidang pendidikan. 10 persen dari Produk Domestik Brutto dianggarkan untuk pendidikan dan riset. Salah satu topik yang akan menyibukkan pemerintah Jerman di tahun-tahun mendatang adalah debat mengenai pembangkit listrik tenaga nuklir. CDU dan FDP berencana untuk mengoperasikan sejumlah pembangkit listrik tenaga nuklir lebih lama daripada direncanakan semula.

"Tentu kami membutuhkan teknologi untuk menjembatani masa ini, terutama untuk menjamin keragaman energi, tapi target akhir kami jelas yaitu politik energi yang mengantar kita ke era baru energi terbarukan," dikatakan Angela Merkel.

Dan pemerintah Jerman berencana untuk bekerja sama dengan negara berkembang dalam sektor ini. Rencana untuk menggagas satu kementerian baru untuk urusan integrasi tidak terwujud kali ini. Padahal, pemerintah baru Jerman mencantumkan integrasi warga pendatang sebagai salah satu titik berat dalam kesepakatan koalisinya.

Bernd Gräßler/Ziphora Robina
Editor: Yuniman Farid