1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Hukum dan Pengadilan

Joshua Suherman Terseret Kasus Penistaan Agama

9 Januari 2018

Setelah Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama, kali ini kasus dugaan penistaan agama akan menyeret nama penyanyi cilik tahun 90-an, Josua Suherman. Di atas panggung, Joshua melontarkan materi lelucon terkait diskriminasi agama.

https://p.dw.com/p/2qYwZ
Symbolbild weiße Masken
Foto: Colourbox

Komedi satir yang disampaikan Joshua Suherman saat beraksi menjadi komika di atas panggung, kini menyeretnya ke ranah hukum. Forum Umat Islam Bersatu (FUIB) melaporkan mantan penyanyi cilik tersebut ke Badan Reserse Kriminal Polri, Selasa (09/01/18) karena dinilai menista agama Islam.

"Kami akan melaporkan nama Joshua Suherman karena beberapa minggu lalu menyinggung soal agama," ujar Ketua FUIB Rahmat Himran seperti dikutip dari Antara News.

Semua bermula ketika Joshua melontarkan materi lawakan yang menyinggung diskriminasi agama yang terjadi di Indonesia. Ia membandingkan popularitas dua penyanyi band Cherrybelle.

"Semuanya Anisa. Padahal skill nyanyi tipis-tipis, skill nge-dance tipis, cantik relatif, ya kan? Gue mikir kenapa Anisa selalu unggul dari pada Cherly, ah sekarang gue ketemu jawabannya. Makanya Che (Cherly), Islam," ujar Joshua dalam rekaman video yang diunggah ke YouTube tersebut. 

Kicau Persekusi di Sosial Media

Tak jauh berbeda ketika kasus penistaan agama disematkan kepada Ahok, video rekaman komika Joshua juga langsung ramai menuai perdebatan di sosial media.

Komentar warganet yang terangkum dalam tagar #BoikotJosua maupun #TangkapGeDANJoshua turut merujuk kepada komika Ge Pamungkas yang juga mengkritik kecenderungan warga Indonesia yang menerapkan standar ganda dengan melihat agama atau ras seseorang. Namun FUIB tidak berencana melaporkan Ge Pamungkas ke pihak kepolisian.

Joshua Suherman dan Ge Pamungkas juga tidak tinggal diam, bersama dengan komika lain dari Majelis Lucu Indonesia mendatangi LBH GP Ansor hari Senin (08!01/18) untuk meminta pandangan Ansor terkait materi lawakan mereka serta ancaman persekusi yang mereka terima.

 "Yang kami sayangkan, kenapa beberapa orang atau kelompok di media sosial itu sedang mengancam mereka (Joshua dan Ge). Mereka merasa dapat ancaman, makian, tuduhan-tuduhan, terutama Joshua yang beragama Kristen. Bahkan ada SMS yang mengancam," ungkap Achmad Budi Prayoga selaku Direktur Advokasi dan Litigasi LBH GP Ansor seperti dikutip dari kumparan. 
 

Lelucon Alternatif Kritik Sosial

Kritik sosial dalam balutan lelucon sebenarnya hal yang lumrah dan sangat populer di Amerika Serikat, maupun negara-negara di Eropa seperti Inggris dan Jerman. Tak tanggung-tanggung kritik pedas yang dilontarkan para komika di Amerika Serikat lewat program populer late-night comedy kepada Presiden Donald Trump sejak ia berkuasa.  Di Jerman, pemerintah di bawah pimpinan Angela Markel bahkan sempat bersitegang dengan Turki, karena komika

Anthony Thai dalam The Harvard Crimson menuliskan bahwa peran lelucon satire dalam bentuk stand-up comedy penting dan menguntungkan publik karena menyediakan alternatif informasi yang  menantang pandangan publik terkait isu di sekitarnya.

Warga Indonesia juga sebenarnya bukan masyarakat yang anti dengan humor. Terbukti dari populernya meme yang mengkritik kebijakan pemerintah maupun kondisi sosial, misalnya saja ketika banjir Jakarta.Namun ceritanya menjadi berbeda, ketika menyangkut isu sensitif seperti agama.

Figur Karton PM Thailand Jawab Pertanyaan Wartawan

ts/vlz (antara news, kumparan, coconuts.co)