1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Joe Biden, Pemimpin Yang Tampil di Waktu Yang Tepat

Ines Pohl
20 Januari 2021

Dengan pengalaman panjang dan gaya moderat, Joe Biden adalah presiden yang tepat di tengah politik AS yang terpolarisasi. Apakah dia bisa menemukan solusi yang tepat juga, masih harus ditunggu. Opini editor DW Ines Pohl.

https://p.dw.com/p/3oAN2
Joe Biden berpidato dalam upacara pelantikannya sebagai presiden AS.
Foto: Rob Carr/Getty Images

Gambar-gambar penyerbuan Capitol pada 6 Januari lalu adalah bukti nyata tentang kondisi parah di Amerika Serikat. Gambar-gambar itu sekarang tertanam di benak publik, tidak hanya di Amerika Serikat saja, melainkan juga di seluruh dunia. Dipicu oleh kebencian dan termakan isu-isu bohong para pendukung Donald Trump menyerbu jantung demokrasi Amerika.

Editor DW Ines Pohl
Editor DW Ines Pohl

Dua minggu kemudian, Amerika Serikat melantik presiden yang baru. Itu kabar baiknya, dan untuk sejenak kita bisa menarik napas lega. Tapi proses ini tidak akan menghentikan Donald Trump dengan propaganda kebohongannya yang menghancurkan.

Donald Trump memang bukan lagi presiden AS. Tapi era dia belum berakhir. Sejak berakhirnya perang saudara lebih 150 tahun lalu, belum pernah negara ini terpecah-belah seperti saat ini. Kubu-kubu politik berhadapan tanpa kompromi, baik di parlemen maupun di banyak keluarga. Banyak pendukung Trump hidup dalam gelembung kebohongan, ke mana mereka digiring selama bertahun-tahun oleh sang presiden.

Joe Biden harus mencari kompromi dengan lawan politik

Joe Biden mewarisi kehancuran. Kekacauan. Dan kondisi ekonomi yang memburuk secara brutal. Pada 20 Januari ini, ia mengambil alih Gedung Putih yang kacau balau tanpa kendali. Sejak berminggu-minggu, negara adidaya atom ini faktanya tidak dikelola lagi. Kondisi ini tidak hanya berbahaya bagi AS, melainkan juga bagi mitra-mitra internasionalnya.

Belum pernah ada Presiden AS yang punya pengalaman politik begitu panjang saat dilantik seperti Joe Biden. Selama 50 tahun dia sudah berkecimpung dalam politik, sebagai anggota dewan perwakilan rakyat, kemudian delapan tahun sebagai Wakil Presiden pada masa pemerintahan Barack Obama.

Joe Biden menampilkan dirinya dalam berbagai kesempatan sebagai seorang politisi profesional, yang biasa mencari kompromi dengan lawan politiknya. Dan dia memang bisa!

Menemukan normalitas baru

Tantangan besar Joe Biden sekarang adalah menggiring Amerika Serikat menuju normalitas baru. Apa konsep yang akan ditawarkannya kepada mereka yang selama ini kecewa karena merasa telah ditinggalkan oleh pemerintahan dan politisi? Apa programnya untuk menghapuskan kesenjangan sosial yang makin lama makin dalam? Apa tawarannya untuk mereka yang selama ini mengalami kebrutalan polisi hanya karena warna kulitnya?

Joe Biden adalah presiden di masa transisi. Dia sendiri sejak awal menekankan hal itu. Namun kata-kata indah saja tidak akan cukup untuk membawa negaranya menuju masa depan bersama.

Amerika Serikat perlu gagasan-gagasan baru bagi dirinya sendiri. Perlu jawaban atas pertanyaan, bagaimana masyarakat ingin hidup di masa depan? Apa sebenarnya makna "menjadi Amerika"? Apakah negara ini tetap ingin membuka diri kepada pendatang? Dan apa peran AS di panggung politik internasional? Untuk semua pertanyaan masa depan ini, Joe Biden belum punya jawaban. Dan dia juga tidak akan punya cukup waktu dan kekuatan untuk mengembangkan visi masa depan itu. (hp/vlz)