1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jerman Redam Ambisi Cina Kuasai Pelabuhan Hamburg

27 Oktober 2022

Cina ingin membeli 35 persen saham di terminal peti kemas Hamburg. Tapi pemerintah Jerman hanya mengizinkan pembelian 24,9 persen, untuk mencegah dominasi Cina di pelabuhan terbesar Jerman itu.

https://p.dw.com/p/4Iks7
Foto ilustrasi perusahaan pelayaran Cina, Cosco Shipping
Foto ilustrasi perusahaan pelayaran Cina, Cosco ShippingFoto: Clement Mahoudeau/AFP/Getty Images

Kabinet Jerman hari Rabu (26/10) mengizinkan perusahaan pelayaran negara Cina, Cosco, untuk membeli saham di terminal peti kemas di pelabuhan Hamburg. Keputusan yang didukung Kanselir Jerman Olaf Scholz (SPD) itu sebelumnya menyulut kritik dari kalangan oposisi maupun dari mitra koalisinya sendiri.

Tadinya Cosco bermaksud membeli 35 persen saham terminal peti kemas Hamburg, dan Kanselir Olaf Scholz sudah menyetujuinya. Namun setelah muncul kritik keras, akhirnya pemerintah Jerman hanya mengizinkan pembelian 24,9 persen saham.

Batasan kepemilikan saham itu punya alasan penting. Karena kepemilikan 25 persen saham akan berarti bahwa Cosco punya hak suara dalam menentukan kebijakan perusahaan, termasuk turut menentukan jajaran direktur di pelabuhan Hamburg.

Terminal peti kemas di pelabuhan Hamburg
Terminal peti kemas di pelabuhan HamburgFoto: Georg Wendt/dpa/picture alliance

Risiko besar infrastruktur Jerman "dikendalikan oleh Cina"

Ketika Cosco mengajukan rencana investasi sampai 35 persen, kritik keras bermunculan, karena itu berarti Cosco bisa mendominasi kepemimpinan perusahaan dan turut menentukan kebijakan-kebijakan strategis, termasuk memblokir kebijakan-kebijakan yang bisa merugikan Cina. Pengalaman menyakitkan dengan ketergantungan dari Rusia menyebabkan banyak kalangan politik dan bisnis yang mengkhawatirkan naiknya pengaruh Cina di Jerman.

Bahkan Kementerian Ekonomi dan Kementerian Luar Negeri Jerman secara terang-terangan mengeritik keterlibatan Cina di pelabuhan terbesar Jerman itu. Dalam rapat kabinet ketika membahas rencana masuknya Cosco di Hamburg, Kementerian Luar Negeri bahkan menuntut agar keberatannya dicatat dalam protokol rapat.

Dalam notulen rapat disebutkan, Kementerian Luar Negeri yang dipimpin oleh Annalena Baerbock (Partai Hijau) menolak investasi yang "secara tidak proporsional memperluas pengaruh strategis Cina pada infrastruktur transportasi Jerman dan Eropa serta ketergantungan Jerman pada Cina." Selanjutnya disebutkan, ini akan menjadi "risiko besar yang muncul ketika elemen infrastruktur transportasi Eropa dipengaruhi dan dikendalikan oleh Cina - sementara Cina sendiri tidak mengizinkan Jerman untuk berpartisipasi di pelabuhan Cina".

Kementerian Luar Negeri selanjutnya berpandangan, investasi itu akan akan membuka kemungkinan bagi Cina untuk secara politis berperan sebagai bagian dari infrastruktur penting Jerman dan Eropa. Kementerian Ekonomi yang dimpin oleh Partai Hijau dan empat kementerian lain yang dipimpin oleh partai liberal demokrat FDP mendukung nota protes itu.

Konferensi video Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Presiden Cina Xi Jinping
Konferensi video Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Presiden Cina Xi Jinping, Mei 2022Foto: Yao Dawei/Xinhua/IMAGO

Cina berharap Jerman tetap "pragmatis dan rasional”

Kanselir Olaf Scholz, yang mantan walikota Hamburg, akhirnya memutuskan untuk merevisi rencana investasi Cosso dari 35 persen ke 24,9 persen. Scholz dijadwalkan melakukan perjalanan ke Cina minggu depan.

Perusahaan pengelola Pelabuhan Hamburh, HHLA, yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh kota Hamburg, menyambut baik kesepakatan baru itu. "Kami menghargai bahwa solusi telah ditemukan dalam pembicaraan yang objektif dan konstruktif dengan pemerintah federal," kata Angela Titzrath, ketua dewan eksekutif HHLA.

Juru bicara kementerian luar negeri Cina Wang Wenbin, ditanya tentang kesepakatan baru  itu, mengatakan bahwa Cina tetap berharap "pihak-pihak terkait akan melihat kerja sama pragmatis antara Cina dan Jerman secara rasional (dan) menghentikan hype serampangan."

hp/as (dpa, rtr, ap)