Jerman Permalukan Argentina 4:0
3 Juli 2010Tim nasional Jerman kembali menciptakan sensasi sebelum melaju ke babak semi final Piala Dunia. Skuad asuhan pelatih Joachim Löw itu mempermalukan Argentina dengan skor telak 4:0.
Thomas Müller membuka pesta gol Jerman ketika pertandingan baru memasuki menit ke-tiga. Bermula dari tendangan bebas Bastian Schweinsteiger, Müller merangsek ke depan gawang Argentina dan menyundul bola melewati kiper Sergio Romero. Di menit ke-68 giliran Miroslav Klose yang menerima umpan datar Lukas Podolski dan mengubah skor menjadi 2:0.
Seakan belum cukup, enam menit kemudian Schweinsteiger menusuk jantung pertahanan Argentina dan mengoper bola ke Arne Friedrich yang dengan mudah menceploskan bola ke gawang. Satu menit menjelang pertandingan berakhir Klose kembali menjebol gawang Romero setelah menerima umpan matang Mesut Özil.
Dengan perolehan golnya, Klose kini hanya terpaut satu gol dari pencetak gol terbanyak sepanjang masa di Piala Dunia, Ronaldo, yang telah mengantongi 15 gol.
Namun kemenangan tersebut harus dibayar mahal oleh Jerman. Thomas Müller yang kini telah mengoleksi empat gol dan tiga assist, mendapat kartu kuning dan dilarang bermain di semi final.
Ia sebaliknya lebih memilih menikmati kemenangan Jerman "Pertandingan hari ini sangat luar biasa. saya kira, jika sebuah tim mengusir Argentina dengan skor 4:0, maka mereka akan kesulitan menemukan kata-kata yang tepat," katanya.
Tanggapan serupa juga ditemui pada pemain-pemain Jerman yang lain. Kebanyakan belum bisa mempercayai dapat mengalahkan Argentina yang bertabur bintang dengan skor tinggi. Apalagi sebelumnya Lahm dkk. menekuk Inggris 4:1 di babak perdelapan final.
Meski demikian pelatih Joachim Löw enggan berpuas diri."Tentu saja peluang kami besar untuk juara. Tapi kami tidak boleh lengah hanya gara-gara dua pertandingan terakhir. Masih ada dua pertandingan lagi dan kami harus berkonsentrasi penuh´," tandasnya.
Jerman akan bertemu dengan pemenang pertandingan antara Spanyol dan Paraguay di babak Semi Final yang akan digelar di Durban tanggal Tujuh mendatang.
Rizki Nugraha/sid/dpa
Editor: Marjory Linardy