1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jerman Janji Perangi Xenophobia

24 Agustus 2015

Pemerintah Jerman berjanji akan perangi sikap anti orang asing, setelah kerusuhan anti pengungsi yang dipicu kelompok neo nazi masuki hari ke-2. Polisi pasang zona keamanan di tempat penampungan pengungsi dekat Dresden.

https://p.dw.com/p/1GKUj
Deutschland Protest gegen Flüchtlingsunterkunft in Heidenau
Foto: picture-alliance/dpa/A. Burgi

Militan ekstrim kanan menyerang polisi, kelompok anti Neo Nazi dan pengungsi dengan bom molotov, petasan dan lemparan botol kosong pada hari ke-dua serangan mereka ke tempat penampungan pengungsi di Heidenau dekat Dresden. Sambil meneriakan yel-yel "Heil Hitler" sekitar 200 anggota Neo Nazi, kebanyakan dalam kondisi mabuk menyerang polisi, demikian lapor kantor berita Reuters

Menteri Dalam Negeri Jerman Thomas de Maiziere mengecam keras serangan yang dilancarkan kelompok Neo Nazi di kawasan timur Jerman itu. "Di saat kita menyaksikan gelombang manusia yang datang meminta bantuan, dalam waktu bersamaan juga meningkat rasa kebencian, pelecehan dan kekerasan terhadap para pencari suaka. Hal itu merupakan aib yang memalukan Jerman," ujar de Maizere. Ia juga melontarkan ancamannya, para pelaku akan menerima konsekuensi hukum sepenuhnya.

Sebagai respons atas pernyataan mendagri Jerman itu, Menteri Kehakiman Heiko Maas menegaskan, "Tidak ada toleransi terhadap sikap xenophobia atau anti orang asing serta rasisme di Jerman." Sejumlah tokoh politik Jerman jauh hari sudah memperingatkan akan meningkatnya sentimen anti pemohon suaka. Hingga kerusuhan Heidenau tercatat sudah 150 tempat penampungan atau bakal penampungan pemohon suaka di seluruh Jerman menjadi sasaran serangan pembakaran.

Merkel dan Hollande bahas krisis

Menimbang makin parahnya krisis pengungsi di Eropa, Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Perancis Francois Hollande bertemu di Berlin hari Senin (24/08/15) untuk mencari solusi dan menyusun strategi bersama. Eropa saat ini menghadapi krisis pengungsi paling berat dalam 50 tahun terakhir. Kedua tokoh politik utama Eropa itu hendak mendesak Uni Eropa lebih serius menangggulangi tema tersebut.

.

Sementara itu Macedonia dan Serbia yang berbatasan langsung dengan Yunani, melaporkan masih berlanjutnya gelombang pengungsi yang ingin melintas batas memasuki Eropa. Petugas UNHCR menyebutkan, dalam beberapa hari terakhit sedikitnya 7.000 pengungsi asal Suriah telah diregistrasi dan diizinkan melanjutkan perjalanan ke Uni Eropa. Saat ini lebih 2.000 pengungsi lainnya masih menunggu proses registrasi.

UNHCR memperkirakan, hingga akhir tahun 2015, lebih dari 800.000 pengungsi akan memasuki kawasan Eropa lewat Laut Tengah. Saat ini saja hampir 200.000 pengungsi memohon suaka di Jerman, atau sekitar 40 persen dari keseluruhan pengungsi yang masuk Eropa. Pemerintah di Berlin menyatakan, mampu mengatasi masalah itu dalam kondisi saat ini, namun tidak akan bisa menangani secara terus menerus. Sejumlah negara anggota Uni Eropa berulangkali menuntut peranan sentral dari Komisi Uni Eropa dalam menangani krisis pengungsi.

as/yf(rtr,dpa,afp,ap)