1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jerman Bentuk Pusat Data Neo-Nazi

19 Januari 2012

Pemerintah Jerman membentuk pusat data Neo-Nazi, sebagai bagian dari Pusat Anti Teror Jerman yang kini sudah berfungsi. Rancangan Undang-undang untuknya pekan ini telah diputuskan

https://p.dw.com/p/13lod
Ilustrasi pusat data
Foto: McPHOTO/blickwinkel/picture alliance

Pengumpulan informasi mengenai kriminal asing dan lokal yang bermotivasi politik bukan hal baru di Jerman. Sejak 2001, setiap negara bagian sudah memilikinya. Namun terbongkarnya rangkaian pembunuhan oleh teroris berhaluan kanan radikal November 2011, mendorong pemerintah untuk memusatkan pendataan itu secara sentral dan meningkatkan jaringan informasi.

Setelah pembentukan Pusat Anti Teror Jerman, kini polisi, dinas rahasia dan Dinas Pertahanan Militer Jerman (MAD) akan mengarsipkan semua data mengenai pendukung dan anggota Neo Nazi. Pusat data ini diharapkan menjadi senjata paling ampuh dalam menghadapi gerakan yang disebut “ancaman coklat”, sesuai warna seragam Nazi di masa Hitler.

Diterangkan Menteri Dalam Negeri Hans Peter Friedrich, "Siapa yang terarsip dalam data ini? Orang-orang yang secara konkrit diduga anggota perkumpulan teroris atau organisasi kriminal, serta yang pernah dijatuhi hukuman. Selain itu juga tersangka yang ditemukan memiliki senjata, bahan peledak atau hal serupa. Selain itu kalangan radikal kanan, yang menyerukan kekerasan atau mendukung kekerasan itu. Jadi ini termasuk para kontaknya, dalang dan penggerak aksi teror."

Pusat data ini kemudian akan bisa dipakai oleh seluruh jaringan pertahanan Jerman. Dengan begitu, diharapkan bahwa struktur dan gerak-gerik kelompok radikal kanan dapat lebih cepat dikenali dan diawasi. Kelompok teror bawah tanah Neo Nazi, NSU, yang 2011 terbongkar melakukan 10 pembunuhan, tidak cepat terdeteksi karena kelemahan komunikasi antara berbagai lembaga pengusutan di Jerman.

Sebelumnya, ke-16 negara bagian Jerman tidak diwajibkan mengarsipkan data secara terpusat di Badan Pelindung Konsitusi Federal (BfV). Ke depan ini akan wajib dilakukan, dengan profil yang lebih detil daripada sebelumnya. Selain nama, usia si terduga, akan tercatat juga jenis kendaraan, senjata dan rekening bank dimilikinya.

Direktur Badan Kriminal Jerman, BKA, Jörg Ziercke, menyebut Pusat Data Neo Nazi itu sebagai bagian penting dari Pusat Anti Teror Jerman. Ia menepis kekhawatiran bahwa data yang tercatat itu melanggar hak-hak privasi seseorang, "Hal-hal yang sekedar perkiraan, atau kontak yang jelas-jelas hanya kebetulan tidak akan turut dicatat.“

Kala ini di parlemen Jerman, hanya partai kiri yang menyuarakan penolakan terhadap rancangan undang-undang soal pusat data itu. Dikatakannya, lembaga-lebaga keamanan sudah memiliki alat dan kewenangan cukup untuk memerangi teror kanan. Sementara wakil partai lainnya menunjukkan dukungan bagi pembentukan Pusat data Neo Nazi itu. Mungkin juga karena ditetapkan batas waktu untuk pendataan itu. Awal 2016, Pusat Data tersebut akan ditilik kembali dan dibahas kembali keberhasilannya.

Marcel Fürstenau / Edith Koesoemawiria
Editor: Hendra Pasuhuk