1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Terorisme

Jerman Antisipasi Kembalinya Para Militan ISIS dari Suriah

23 Februari 2018

Pejabat keamanan Jerman mengantisipasi peningkatan jumlah pendukung ISIS yang pulang dari Suriah bersama keluarganya. Diperkirakan lebih dari 100 anak-anak akan ikut datang kembali dari irak dan Suriah.

https://p.dw.com/p/2tCxv
Prozess gegen mutmaßliche deutsche Islamistin
Foto: picture-alliance/dpa/Peter Kneffel

"Otoritas keamanan dan pelayanan sosial akan menghadapi masalah ini tahun 2018," kata Florian Andres dari Kantor Layanan Penanganan Radikalisasi, sebuah badan di bawah Dinas Migrasi dan Pengungsi, BAMF.

"Kami saat ini mencoba untuk memperluas jaringan untuk (menghadapi) ini," kata Endres kepada kantor berita Jerman, DPA. Dia menambahkan, sekarang dibutuhkan kerja sama erat antara berbagai pihak yang terkait.

Baru-baru ini, seorang perempuan Jerman diadilli karena mendukung ISIS. Die berangkat ke Sutiah membawa dua anak perempuannya dan ditankap ketika kembali lagi ke Jerman. (foto artikel). Pemerintah Jerman percaya bahwa ada dari 100 anak-anak radikal yang bisa kembali tahun ini.

Florian  Endres mengatakan, karena kasusnya anak-anak, maka harus dilibatkan juga jaringan layanan kesejahteraan remaja.

"Kita sudah punya pengalaman dengan orang-orang yang terisolasi dan kembali (ke Jerman) sejak 2014," kata Endres. "Jadi kita sudah lama siap untuk menampung mereka."

Screenshot Linda W. IS Daesh ISIS Deutschland
Linda W, remaja Jerman pendukung ISIS berusia 17 tahun tertangkap di Irak dan dijatuhi hukuman enam tahun penjaraFoto: Youtube

Kantor Layanan Penanganan Radikalisasi membantu keluarga yang anggotanya terseret propaganda ISIS dan kelompok-kelompok radikal Islam lainnya. Banyak orang tua, guru dan pejabat lokal yang sering menghubungi hotline kantor itu.

Selama beberapa tahun terakhir, diperkirakan sekitar 950 pendukung ISIS telah meninggalkan Jerman untuk untuk bergabung dengan ISIS DI Suriah dan Irak. Sedikitnya 145 orang tewas, dan sepertiga lainnya kembali ke Jerman, kata Florian Endres.

Dia menggambarkan orang-orang yang kembali dari Irak dan Suriah sebagai "kelompok yang sangat heterogen terkait usia, alasan untuk kembali dan pengalaman mereka di zona perang." Karena itu, mereka memerlukan pendekatan dan penanganan yang berbeda-beda.

Tidak semua mereka yang kembali dari zona perang juga meninggalkan ISIS. Karena itu, kerjasama erat dengan badan intelijen sangat diperlukan. "Dan ini yang sedang terjadi," kata Endres. Tapi dia mengakui, Kantor Layanan Penanganan Radikalisasi tidak bisa membantu semua masalah yang dialami mereka yang kembali dari Irak dan Suriah.

hp/yf  (dpa)