1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jepang Teruskan Perburuan Ikan Paus?

15 April 2014

Kelompok yang memburu ikan paus di Jepang optimis akan bisa melanjutkan programnya setelah perburuan tahun ini dihentikan oleh putusan Mahkamah Internasional PBB.

https://p.dw.com/p/1BiDu
Foto: picture-alliance/dpa

Keputusan Mahkamah Internasional bulan lalu merupakan pukulan telak bagi "perburuan paus untuk kebutuhan ilmiah" Jepang yang telah berlangsung selama bertahun-tahun. Tapi pemerintah di Tokyo menegaskan akan mematuhi hal tersebut dan telah membatalkan musim perburuan 2014-2015.

Namun, dalam dokumen pengadilan di Amerika Serikat yang diserahkan oleh Institute for Cetacean Research -- yang menjalankan perburuan paus bersama Kyodo Sempaku -- tertera harapan lembaga tersebut untuk bisa meneruskan perburuan dengan program penelitian yang dimodifikasi.

Dalam dokumen yang diajukan ke pengadilan Seattle minggu lalu, Institute for Cetacean Research dan Kyodo Sempaku berusaha menuntut Sea Shepherd, kelompok aktivis lingkungan yang mengikuti kapal penangkap ikan paus Jepang saat berburu di Antartika selama beberapa tahun terakhir.

Juru bicara lembaga tersebut menolak untuk berkomentar. Menurutnya, segala keputusan akan kelanjutan program perburuan paus akan dijatuhkan oleh pemerintah Jepang. Ketua sekretaris kabinet Jepang Yoshihide Suga mengatakan, "Kami masih menganalisa hasil putusan pengadilan. Setelah itu pemerintah baru akan mengeluarkan kebijakannya."

Menurut beberapa pengamat, Mahkamah Internasional bisa memberikan ijin kembali bagi perburuan ikan paus, jika programnya dikurangi dan ada proposal baru yang diajukan. Paul Watson, pendiri organisasi Sea Shepherd, memperkirakan: "Mereka akan kembali di musim 2015-2016."

Namun, ada juga pendapat berbeda. Karena kapal-kapal pemburu paus Jepang kini butuh renovasi dan ketertarikan konsumen akan daging paus berkurang, putusan pengadilan juga memberi kesempatan bagi pemerintah untuk meninggalkan program mahal tersebut dan mendapat pengakuan di dunia internasional.

vlz/hp (ap, rtr)