1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jepang Kenang Korban Gempa dan Tsunami

11 September 2011

Saat dunia memperingati 10 tahun serangan WTC di Amerika Serikat, hari Minggu (11/9) ini memiliki arti yang berbeda bagi Jepang. 11 Maret lalu, terjadi bencana gempa bumi dan tsunami yang mengubah segalanya.

https://p.dw.com/p/12WzK
Warga Miyagi kenang korban gempa dan tsunamiFoto: Kyodo News/AP/dapd

Warga Jepang mengheningkan cipta dan berdoa hari Minggu (11/9), enam bulan setelah gempa bumi dan tsunami menelan 20 ribu korban tewas atau hilang.

Upacara Peringatan Bencana Gempa di Jepang

Tepat pukul 14:26, sirene peringatan dibunyikan menandai tepat enam bulan sejak gempa berkekuatan 9,0 SR melanda lepas pantai, menimbulkan gelombang raksasa yang menghancurkan kapal, bendungan, kendaraan dan seluruh komunitas. Di kota dan desa-desa sekeliling pantai yang menjadi korban, warga yang berkabung berkumpul untuk mengenang korban yang tewas.

Di kota Minamisanriku yang kehilangan 900 warganya dan 60 persen bangunan hancur, 2000 orang mengenakan pakaian hitam-hitam bertemu di gedung sekolah untuk mengheningkan cipta bersama. Di pelabuhan perikanan besar Ishinomaki, warga berkumpul di sebuah bukit yang dari lokasi tersebut bisa dilihat kehancuran yang diakibatkan tsunami.

PM Noda Berusaha Selamatkan Muka Pemerintah

Peringatan enam bulan ini tetap digelar setelah terjadi peristiwa memalukan bagi pemerintahan baru perdana menteri Yoshihiko Noda. Menteri perdagangan Yoshio Hachiro mengundurkan diri Sabtu kemarin (10/11) setelah mengeluarkan komentar tidak sensitif kepada para pegungsi Fukushima. Setelah mengunjungi reaktor Fukushima dan zona larangan dengan Noda Kamis lalu (8/9), Hachiro dikritik keras karena menyebut kawasan sekitar reaktor sebagai 'kota kematian'.

Noda bertemu dengan para menterinya hari Minggu (11/9) untuk membicarakan rekonstruksi pasca bencana dan meminta maaf kepada publik atas pernyataan Hachiro. PM Jepang berkunjung ke Miyagi dan Iwate untuk pertama kalinya setelah menjabat bulan lalu. Noda menggantikan Naoto Kan yang mengundurkan diri karena kritik atas caranya menangani bencana.

Aksi Protes Anti Nuklir Jepang

Sementara itu, para demonstran anti nuklir turun ke jalanan Tokyo dan beberapa kota lainnya untuk mengungkapkan kemarahan mereka atas cara pemerintah menangani krisis nuklir Fukushima. Di salah satu aksi protes terbesar, sekitar 2500 orang melewati markas perusahaan operator reaktor Tokyo Electric Power Company dan membentuk rantai manusia sekeliling gedung kementrian perdagangan. Para demonstran menuntut ditutupnya reaktor nuklir di seluruh Jepang dan perubahan dalam kebijakan pemerintah mengenai alternatif sumber energi.

Diantara pemrotes juga terdapat empat pria muda yang menyatakan dimulainya aksi mogok makan selama 10 hari dengan harapan munculnya perubahan dalam kebijakan nuklir Jepang. Media-media Jepang juga melaporkan aksi protes yang mirip di kota-kota lain di seluruh Jerpang di hari yang digunakan oleh warga lain untuk berdoa bagi korban yang tewas dalam bencana 11 Maret lalu.

rtr / afp / ap / Vidi Legowo-Zipperer

Editor : Edith Koesoemawiria