1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Janet Yellen, Merpati di Pucuk Bank Sentral

Andreas Becker7 Januari 2014

Seorang perempuan untuk pertama kali diangkat sebagai Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat. Janet Yellen, diyakini bakal melanjutkan kebijakan pendahulunya dan menggenjot pertumbuhan lapangan kerja.

https://p.dw.com/p/1AmMH
Janet Yellen US FED 14.11.2013
Foto: Reuters

Janet Yellen terkesan bukan pribadi yang suka menonjol di hadapan publik. Perempuan separuh baya itu selama ini lebih sering berada di bawah bayang-bayang Ben Bernanke, punggawa Federal Reserve, Bank Sentral Amerika Serikat.

Setidaknya hingga akhir Januari.

Karena mulai awal bulan depan Janet Yellen bakal menggantikan Bernanke dan menjadi perempuan pertama yang menggawangi lembaga pengawal mata uang dollar tersebut. Pertukaran di pucuk pimpinan itu bernilai historis, terutama ketika the Fed memasuki usia 100 tahun.

Pengangkatan Yellen oleh Senat, Senin (6/1) silam mencuatkan poros unik di dunia keuangan, bersama Direktur IMF Christine Lagarde dan Kanselir Jerman, Angela Merkel, kini terdapat "tiga orang perempuan yang menggerakkan pasar," tulis kantor berita dpa.

Tulisan tersebut bisa jadi benar, kendati sama sekali tidak relevan. Terutama karena perubahan adalah hal terakhir yang diharapkan dari Yellen. Bagaimanapun juga ia selama tiga tahun turut merumuskan kebijakan the Fed sebagai wakil Bernanke.

Tidak ada yang Berubah

"Yellen menganut haluan moneter yang selama beberapa tahun terakhir diusung oleh Fed," kata Nils Jannsen, Analis di Institut Ekonomi Global di Kiel, Jerman. "Jadi ia mendukung kebijakan pasar yang sangat ekspansif dan fokus terhadap perkembangan pasar tenaga kerja."

Selama ini pakar keuangan menyebut ada dua tipe direktur di Federal Reserve. Salah satunya disebut "Dove" alias Merpati, karena lebih suka menggenjot pertumbuhan lapangan kerja. Sementara lawannya adalah Elang, sosok yang agresif memerangi inflasi. Serupa dengan Janet Yellen, Ben Bernanke disebut termasuk golongan pertama.

"Federal Reserve mengemban mandat ganda," tutur Diemar Rieg, Direktur Kamar Dagang Jerman-AS di New York. "Lembaga itu tidak cuma bertugas menjaga stabilitas harga, melainkan juga dinamika lapangan kerja." Mengingat tingkat pengangguran di AS yang mencapai 7,3 persen, Rieg meyakini the Fed tidak akan merombak kebijakan moneter "dalam waktu dekat."

Elang dan Merpati

Terlebih kebijakan moneter the Fed tidak ditentukan oleh gubernurnya semata, melainkan oleh anggota Komisi Federal untuk Pasar Bebas (FOMC). Tujuh gubernur Bank Sentral dan lima direktur cabang regional secara berkala bertemu untuk memutuskan nilai suku bunga acuan atau intervensi pasar seperti pembelian saham untuk menyuntikkan dana ke pasar modal.

Sebagai wakil gubernur dan bekas presiden bank sentral cabang San Fransisco, Janet Yellen sejak 2009 diangkat sebagai anggota resmi dewan yang tersohor itu. Yellen dikenal seorang keynesian sejati. Ia percaya peran negara diperlukan untuk meregulasi ekonomi.

Di dalam komisi pasar bebas itu, Yellen tidak cuma bertemu dengan merpati, melainkan juga elang-elang yang ingin agar the Fed secepatnya hengkang dari kebijakan moneter longgar. "Suara-suara kritis semakin santer terdengar dari komisi," kata pengamat ekonomi Nils Jannsen. "Tapi pengangkatan Janet Yellen adalah isyarat mutlak bahwa pemerintah tetap ingin mempertahankan kebijakan tersebut."

Menggenjot Lapangan Kerja

Tidak mengherankan jika pasar uang menyambut positif nominasi Janet Yellen Oktober tahun lalu. Terlebih kebijakan moneter longgar ala the Fed sukses menyeret lantai bursa dari kelesuan. Tapi yang pasti, Yellen perlahan bakal harus mengawali perubahan kebijakan.

"Yellen akan harus berhati-hati mengambil langkah tersebut, karena ia harus yakin, bahwa pertumbuhan ekonomi dan pasar tenaga kerja tidak lantas dianaktirikan," kata Gertrud Traud, Ekonom senior di bank Hessen-Thüringen, Jerman.

Tidak seorangpun meragukan kemampuan perempuan berdarah Yahudi itu untuk mengawal mata uang Dollar. Sebelum menjabat wakil gubernur, Yellen mengajar ekonomi di sejumlah universitas-universitas kenamaan AS dan menjadi penasehat ekonomi buat bekas Presiden Bill Clinton. Terlebih, Yellen yang kini menginjak usia 67 tahun memiliki latar belakang keluarga yang cemerlang - suaminya, George Akerlof, 2001 mendapat hadiah nobel ekonomi.

Symbolbild Arbeitslosigkeit in den USA
Menurunkan angka pengangguran di Amerika Serikat diyakini bakal menjadi tugas utama Janet Yellen sebagai Gubernur Bank Sentral AS.Foto: Fotolia/jamdesign