1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jalan Panjang Bekas Yugoslavia ke Uni Eropa

14 Juli 2010

Dampak perang di bekas Yugoslavia sangat memperlambat proses intregasi kawasan Balkan ini ke dalam Uni Eropa. Kecepatan dan kondisi negara-negara bekas Yugoslavia dalam memasuki Uni Eropa berbeda-beda.

https://p.dw.com/p/OJ9q
Bendera Kroasia dan Uni Eropa yang menandai proses calon keanggotaaan Kroasia berkibat di Zagreb sejak Oktober 2005Foto: AP

Sebelum perang Balkan antara tahun 1990 hingga 1995, banyak hal yang menandakan, bekas negara Yugoslavia akan menjadi negara pertama di Eropa Tenggara yang dapat memenuhi syarat keanggotaan Uni Eropa. Walau negara itu dituduh tidak demokratis, Yugoslavia menjalin budaya, perekonomian dan hubungan politik yang baik dengan Barat. Tapi runtuhnya Yugoslavia akibat perang telah menghempaskan kawasan Balkan jauh dari arah integrasi Uni Eropa. Demikian diungkapkan Vasilis Maragars, pengamat pada Pusat Studi Politik Eropa di Brussel, Belgia.

Proses Setiap Negara Berbeda

Kini dampak perang di bekas Yugoslavia sangat memperlambat proses intregasi kawasan Balkan ke dalam Uni Eropa. Status langkah negara-negara bekas Yugoslavia menuju Uni Eropa berbeda-beda. Slovenia sudah menjadi anggota Uni Eropa sejak tahun 2004, dan proses keanggotaan Kroasia sudah memasuki tahap terakhir. Sebaliknya negara-negara seperti Bosnia Herzegovina, Serbia, Makedonia atau Kosovo masih jauh dari proses keanggotaan dalam Uni Eropa.

Makedonia misalnya sejak lima tahun memiliki status kandidat, tapi masalahnya adalah nama resmi negara itu. Negara tetangganya Yunani, juga memiliki provinsi dengan nama Makedonia, dan pemerintah di Athena khawatir provinsinya itu secara teritorial akan dituntut oleh pemerintah di Skopje. Untuk itu Republik Makedonia diminta mengubah namanya.

Sementara kepada Serbia, Uni Eropa meminta bekerjasama lebih baik dengan Mahkamah Tribunal Perang di Den Haag, terutama untuk menangkap dan mengekstradisi mantan Jenderal Ratko Mladic yang dianggap bertanggung jawab atas genosida di Srebrenica.

Keanggotaan Baru Uni Eropa Dihentikan Dulu

Sementara ini juga muncul pendapat bahwa semua negara di barat Balkan sebaiknya memasuki Uni Eropa pada waktu bersamaan, dalam sebuah paket, seperti halnya paket perluasan Eropa ke Timur pada tahun 2004, yang terdiri dari 10 anggota baru Uni Eropa. Tapi itu dipandang skeptis. Kini lebih besar keyakinan, masing-masing negara harus berupaya untuk memenuhi syarat keanggotaan. Dikatakan Jelko Kacin, utusan khusus Parlemen Eropa untuk Serbia.

Tapi tampaknya setelah penerimaan Kroasia, semakin jelas isyarat bahwa Uni Eropa akan beristirahat dulu dengan proses perluasannya. Bukan karena kelesuan perluasan, melainkan lebih sebagai tindakan berhati-hati. Ini tidak lepas dari pengalaman keanggotaan Rumania dan Bulgaria. Keanggotaan yang terburu-buru tidak berguna bagi Uni Eropa maupun negara anggota baru yang terlalu dipaksakan. Negara-negara bekas Yugoslavia harus melakukan terlebih dulu reformasi secara mendalam dan memenuhi sepenuhnya persyaratan keanggotaan, sebelum dapat melangkah lebih jauh ke Uni Eropa.

Marina Maksimovic/Dyan Kostermans

Editor: Asril Ridwan