1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jalan Berat bagi Partai Kecil

Kay-Alexander Scholz9 September 2013

Puluhan partai kecil mewakili kelompok kecil pemilih Jerman. Umumnya partai-partai kecil tidak berhasil masuk ke parlemen Jerman Bundestag. Tapi hal itu bisa berubah dalam pemilu.

https://p.dw.com/p/19eIw
Foto: picture-alliance/dpa

Sekilas tampak banyak: 39 partai berhak ikut dalam pemilu parlemen Jerman pada tanggal 22 September 2013, meskipun lima dari partai-partai itu akhirnya memutuskan untuk tak ikut dalam pemilu.

Namun hanya segelintir dari partai-partai ini yang punya kesempatan mengirimkan wakilnya untuk masuk dalam parlemen baru. Hal ini berkat klausul pembatasan, yang disebut dengan ambang batas lima persen.

Partai terakhir yang mampu menembus batas lima persen ini adalah Partai Kiri Jerman Timur, yang berhasil menerobos pada tahun 1998. Lima belas tahun sebelumnya, Partai Hijau juga berhasil masuk ke Bundestag.


Faktanya, pollitik Jerman memang relatif stabil, bukan hanya karena klausul pembatasan ini: "Partai-partai politik yang mapan telah mengelompokkan diri mereka sendiri berdasarkan ideologi tengah, dan tidak benar-benar berbeda antara satu dengan yang lainnya," kata Karl - Rudolf Korte, seorang profesor politik di Universitas Duisburg-Essen.

Korte mengatakan, negara-negara lain jauh lebih heterogen dan terpolarisasi. Namun stabilnya politik di Jerman ini membuat pemilih menjadi agak bosan. "Sebagai akibatnya, partai-partai kecil mendapatkan keuntungan dari situasi ini dengan mendapatkan perhatian lebih," katanya.

Dua kandidat

Baru-baru ini, bisa diamati efek dua partai kecil baru, Piratenpartei atau Partai Bajak Laut yang menganut paham liberal kiri, dan sebuah partai tengah-kanan populis, Alternatif untuk Jerman (AfD). Yang pertama menggambarkan dirinya sebagai partai era internet, sedangkan AfD muncul dari protes kelas menengah terhadap kebijakan pemerintahan Angela Merkel atas penyelamatan mata uang Euro.

Piratenpartei, yang sering disebut "Piraten" didirikan pada tahun 2006 dan sejak itu telah masuk ke parlemen di empat negara bagian Jerman. Di seluruh Jerman, mereka saat ini memiliki sekitar 31.000 anggota. AfD merupakan partai yang baru, yakni sejak Februari 2013. Tapi, partai baru ini sudah memiliki sekitar 15.000 anggota. Di antara mereka banyak pembelot dari Partai Uni Demokrat Kristen dan Uni Sosial Kristen (CDU/CSU) dan Partai Liberal Demokrat (FDP).

Kedua partai ini secara resmi ada di semua 16 negara bagian Jerman. Sampai saat ini, baru mereka yang layak mengklaim keberhasilan ini - selain partai-partai yang sudah lama terbentuk, yaitu CDU/CSU, FDP, Partai Sosial Demokrat (SPD) , Partai Kiri atau die Linke dan Partai Hijau atau Die Grünen. Selain itu ada juga Partai Demokrat Nasional NDP yang berhaluan sayap kanan, Partai Jerman berhaluan komunis Marxis-Leninis MLPD dan Bürgervereinigung der Freien Wähler atau Asosiasi Warga Bebas Memilih.

Sebuah kesempatan kecil

Jajak pendapat baru-baru ini menunjukan dukungan untuk Piraten dan AfD mencapai antara 2 sampai 3 persen. Dengan mempertimbangkan margin error statistik beberapa poin, maka hasil ini memperlihatkan bahwa kedua partai tadi berkesempatan masuk ke Bundestag. Mengapa demikian? Piratenpartei bisa mendapatkan keuntungan dari fakta bahwa survei tersebut kebanyakan dilakukan melalui sambungan telepon rumah. Tapi karena banyak generasi muda yang tidak lagi pakai sambungan telefon rumah melainkan memakai telefon genggam, jumlah mereka belum masuk dalam survei itu. Sehingga pada pemilu ini, bukan tak mungkin jumlah presentase dukungan lebih dari hasil survei tersebut.

Di sisi lain, untuk AFD, bisa jadi mereka yang disurvei mungkin tidak berani mendukung terang-terangan partai yang belum mapan tersebut. Namun pada saat pemilu berlangsung, mereka mungkin terus maju dan memilih partai yang mengusung protes seperti AfD .

Kompetisi pemilu

Partai-partai yang berada pada panggung politik Jerman akan maju dengan persaingan yang ketat. Sejak awal, mereka terus mengawasi dua partai baru tadi dan mulai mengukur kekuatan. Setelah itu, AfD dan Piraten bisa mengubah komposisi yang umum di parlemen dan menyulitkan koalisi yang berkuasa .

Ketika Piraten mulai menarik perhatian dalam beberapa hasil polling yang positif di musim semi dan musim panas 2012, partai-partai mapan mendadak gugup dan mulai secara terbuka memamerkan pengetahuan internet.

AfD telah memperlakukan CDU/CSU dan FDP dengan cemoohan terbuka, dan partai-partai mapan kemudian berusaha untuk menjaga isu-isu utama yang diangkat AfD seperti krisis Euro, agar tak menyulut protes AfD.

Bukan hanya partai dengan satu isu?

Sebelum rehat musim panas, Bernd Lucke, pendiri dan juru bicara partai AfD, memperjelas bahwa AfD bukan partai dengan hanya satu isu. Ia membantah klaim beberapa kalangan. Sebab citra seperti itu tidak laku untuk pemilih.

Dalam konferensi pers di Berlin, Lucke menyajikan tiga kebijakan soal energi, kesehatan dan pertahanan. Tapi pernyataan programnya yang disusun populis, mirip dengan sikap AfD pada krisis Euro, dan media hanya memberikan sedikit perhatian.

"Sejauh ini hanya 20 persen warga yang telah mendengar tentang kami,“ demikian diakui Lucke.

AfD berharap dapat melipatgandakan prosentasi ini dengan beberapa kampanye yang dijalankan dengan agresif, tapi tingkat keberhasilan mereka masih harus dilihat.

Tidak seperti di negara tetangga Perancis dan Belanda, partai-partai populis sayap kanan sulit untuk membangun jaringan partai di tingkat federal di Jerman. Bahkan media konservatif di Jerman yang lebih moderat dan kritis dalam mengulas partai-partai kecil.

Kehilangan popularitas

Setelah publisitas berlebihan untuk Piratenapartei, dukungan jatuh pada musim gugur 2012 ketika pimpinan partai yang baru terpilih memberi citra negatif di masyarakat.

"Itu disebabkan banyak kesalahan," kata kolumnis internet Sascha Lobo - kepercayaan dari pemilih kemudian menghilang. Mungkin karena alasan itu hampir tidak terlihat apakah Piraten telah layak bergerak dari partai satu isu dan membangun sendiri platform sepenuhnya bagi partai mereka.

Menurut Lobo, skandal mata-mata NSA baru-baru ini memberi kesempatan kedua untuk Piratenpartei mendapatkan kepercayaan dari pemilih, di luar pemilih inti mereka. Para pemimpin partai berharap diskusi saat ini tentang keamanan data dan hak-hak sipil di Internet akan memberi mereka dorongan pada hari pemilihan umum.

Namun Profesor Korte tetap skeptis: "Skandal itu benar-benar datang terlambat, karena media-media papan atas telah kehilangan minat pada Piratenpartei," katanya.

Jika Piraten atau AfD masuk ke Bundestag, maka masing-masing akan menduduki sekitar 40 kursi di parlemen. Jika itu terjadi, maka mereka bukan lagi partai kecil.