1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

170511 Japan Lage

17 Mei 2011

Di laut dekat instalasi nuklir Fukushima Jepang ditemukan sekitar 3.000 air yang tercemar radioaktif. Strategi penyelamatan kini harus dicocokkan dengan temuan terakhir.

https://p.dw.com/p/11HiS
Foto PLTN Fukushima Reaktor 1 diambil oleh pesawat mikro T-Hawk pada tanggal 27 April 2011Foto: AP
Mungkin ini bukan yang terakhir kalinya perusahaan energi Jepang TEPCO harus mengkoreksi jadwal dan rencananya. Informasi mengenai kondisi di PLTN Fukushima masih belum pasti. Realisasi terbaru menyangkut unit 1 menunjukkan bahwa semua lebih sulit.
Anggota parlemen Jepang Goshi Hosono berusaha menenangkan, "Betul bahwa terjadi pelelehan inti nuklir di blok reaktor. Tetapi sejak itu, proses pendinginan mencapai kemajuan nyata. Temperatur ruang saat ini sekitar 100 derajat, tidak jauh lagi dari stabilisasi. Jika kita menggunakan ulang air yang terkumpul di dalam gedung reaktor untuk mendinginkan, maka jadwal waktu semula dapat ditepati."
Anggota parlemen Goshi Hosono ditugaskan perdana menteri Jepang untuk mengkoordinir pekerjaan seputar Fukushima. Selasa ini (17/05), pemerintah juga mengajukan jadwal. Di dalamnya tercakup masalah berapa lama warga harus dievakuasi, bagaimana tujuan jangka panjang pembangunan kembali kawasan. Sebuah dewan ahli akan mengurusi krisis atom secara menyeluruh sampai akhir tahun.
Sejauh menyangkut jadwal waktu yang diajukan Tepco, PM Naoto Kan optimis, "Kami berharap, sama seperti sebelumnya, bahwa kami mampu menstabilisasi reaktor nuklir untuk selamanya, dalam kurun waktu setengah tahun. Ini sesuai dengan jadwal semula, antara enam sampai sembilan bulan."
Optimis, karena tidak diketahui, seberapa jauh kemungkinan pelelehan inti nuklir di blok 2 dan 3 dapat mempersulit pekerjaan. Metode pendinginan yang dulu direncanakan, yaitu mengaliri kamar pengaman dengan air, tampaknya bukan lagi pilihan mengingat ada kebocoran. Karena air yang mengandung radioaktif tingkat tinggi, yang terjadi akibat kontak dengan batang bahan bakar yang meleleh, mengalir ke bagian lain reaktor dan sangat berbahaya jika mengalir ke samudera Pasifik atau merembes ke air tanah.
Sebagai alternatif, air dari kolam reaktor dapat didinginkan dan dipompa kembali ke ruang tekanan. Kemungkinan lain, penukar panas eksternal, yang dipasang di bangunan reaktor, dan menggunakan air pendingin yang sudah tersedia.
Hidehiko Nishiyama dari badan pengawas nuklir NISA mengatakan, "Sementara ini kami hanya memiliki satu wadah penyimpan untuk air bekas pakai. Kami ingin menggunakannya untuk air yang mengandung radioaktif tinggi. Dengan bantuan penyaring dari Amerika Serikat, air itu bisa dibebaskan dari zat radioaktif, mineral, dan digunakan kembali. Sampai bulan Juni, kami ingin sudah berfungsi."
Tetapi kondisinya lebih sulit dari yang dugaan semula. Di sebuah bagian di reaktor 1, tingkat radiasi tertinggi sejauh ini mencapai 2.000 millisievert per jam, membuat mustahil bagi manusia untuk bekerja di sana. Diperkirakan, dalam beberapa minggu ke depan musim hujan juga dimulai di timur laut Jepang. Maka harus diperhitungkan pula bahwa tingkat radioaktif di kawasan sekitar Fukushima juga meningkat. Jikapun instalasi itu dapat betul-betul dikuasai dalam 6 - 9 bulan ke depan, tetap butuh waktu puluhan tahun sebelum inti reaktor nuklir yang meleleh dapat diamankan, dan PLTN yang tercemar dapat dibebaskan dari zat radioaktif.
Peter Kujath/Renata Permadi
Editor: Yuniman Farid