1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Israel Hambat Tugas Organisasi Bantuan Internasional

22 Januari 2010

Israel batasi pekerjaan organisasi bantuan internasional. Tidak akan lagi dikeluarkan visa kerja untuk Oxfam, Dokter Lintas Batas atau organisasi bantuan lainnya. Situasi yang sulit bagi para petugas bantuan.

https://p.dw.com/p/Lduo

Dalam misi bantuan bagi korban bencana gempa di Haiti, Israel juga tidak mau ketinggalan. Harian-harian Israel dipenuhi dengan laporan tentang misi militer yang membantu di kawasan bencana Port-au-Prince. 40 dokter militer merawat para korban luka akibat gempa selama 24 jam. Padahal di negaranya sendiri badan berwenang Israel mempersulit pekerjaan 140 organisasi bantuan.

Sejak setengah tahun Kementerian Dalam Negeri Israel tidak lagi memberikan visa kerja kepada organisasi bantuan luar negeri, melainkan hanya visa turis. Ini antara lain dialami petugas organisasi Dokter Lintas Batas, Oxfam danTerre des Hommes, demikian menurut pemberitaan harian Ha'aretz.

Martha Myers dari Care International, warga Amerika Serikat yang merupakan juru bicara dari organisasi-organisasi bantuan di Israel, menyampaikan dampak hal itu baginya dan kolega-koleganya. "Jika Anda memiliki visa di paspor yang secara jelas tertulis "bukan visa ijin kerja" dan kemudian Anda bekerja, maka Anda berada pada situasi hukum yang sangat sulit, dalam situasi hukum yang sangat tidak aman."

Dalam prakteknya, badan berwenang Israel di bawah pemerintahan berhaluan kanan saat ini memiliki prinsip: Jika organisasi bantuan menerangkan, mereka menolong warga di kawasan Palestina, maka menurut pandangan Kementerian Dalam Negeri, mereka tidak perlu lagi visa kerja untuk Israel. Pada dasarnya hal itu benar. Hanya masalahnya, pemerintah dan jawatan di kawasan pendudukan Israel memiliki pengertian yang berbeda dengan organisasi bantuan. Bagi organisasi bantuan, kawasan Arab di timur Yerusalem termasuk kawasan Palestina, bagi pihak berwenang Israel kawasan timur tersebut masuk kawasan Israel.

Anggota organisasi-organisasi bantuan seperti Myers khawatir, bahwa Israel lambat laun akan mengusir mereka dari Yerusalem dan mendesak mereka untuk memindahkan kantor-kantor organisasi bantuan ini ke kota-kota Palestina seperti Ramallah atau Yeriko.

Tanpa ijin kerja dari pemerintah Israel, para petugas bantuan internasional di Tepi Barat Yordan juga hanya boleh bergerak di sekitar 40 persen kawasan, yakni di kota-kota dan kawasan sekitarnya. Kawasan pedesaan secara resmi berada di bawah pendudukan Israel. Dengan demikian kebebasan bergerak organisasi bantuan ini dibatasi secara drastis. Pada prakteknya mereka hanya tinggal boleh melakukan tugasnya di sektor pemerintah otonomi di Tepi Barat Yordan.

Dengan hambatan itu, pekerja bantuan hanya dapat bekerja secara terbatas. Kini mereka mengandalkan bantuan diplomat dan politisi negaranya masing-masing.

Sebastian Engelbrecht/Dyan Kostermans

Editor: Agus Setiawan