1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Israel dan Inggris Ancam Boikot Trump

10 Desember 2015

Donald Trump bisa dipastikan bakal kesulitan merajut hubungan luar negeri jika ia menjadi presiden AS. Ucapannya ihwal kaum Muslim memicu kecaman dari seluruh dunia. Bahkan Israel mempertimbangkan aksi boikot.

https://p.dw.com/p/1HL6V
US-Kandidat Trump fordert Einreise-Stopp für alle Muslime
Foto: picture-alliance/dpa

Politisi Israel dan ratusan ribu warga Inggris mendesak pemerintah masing-masing buat mengenakan larangan masuk buat Donald Trump. Bakal calon presiden Partai Republik itu sebelumnya sesumbar bakal menutup perbatasan AS buat kaum Muslim.

Tuntutan tersebut melengkapi reaksi dunia terhadap ucapan tajam raja properti tersebut. Sejumlah politisi Israel mendesak agar kunjungan Trump akhir Desember mendatang dibatalkan.

"Saya mendukung perang melawan teror, tapi saya tidak akan mendeklarasikan boikot atau ostrasisme terhadap kaum Muslim secara umum," tandas Menteri Energi Israel, Yuval Steinitz yang dikenal sebagai tangan kanan PM Benjamin Netanyahu.

*Omar Bar-Lev, politisi partai Zionist Union bahkan menyebut Trump seorang "rasis".

Tekanan juga muncul dari kantor perdana menteri Israel. Kendati tidak membatalkan kunjungan yang telah ditetapkan dua pekan silam, Netanyahu "menolak komentar Donald Trump terkait kaum Muslim," tulis jurubicaranya.

Sementara itu lebih dari 370.000 penduduk Inggris menandatangani petisi online buat memasukkan Trump dalam daftar hitam keimigrasian.

Sebuah universitas di Skotlandia bahkan mencabut gelar kehormatan yang diberikan 2010 silam. Gelombang protes juga memaksa 190 toko perhiasan dan barang mewah yang dimilikinya di Timur Tengah, Trump Home, banting harga.

Cina sekalipun melayangkan kritik tak langsung terhadap Trump. "Kami mengecam setiap tudingan yang menghubungkan aksi terorisme dengan etnis atau agama tertentu," ucap Hua Chunying, Jurubicara Kementrian Luar Negeri.

Trump sebelumnya telah lebih dulu mendapat kecaman dari Gedung Putih, Kongres AS, PBB, pemerintah Inggris dan Perancis serta dari rekan-rekan separtainya sendiri.

rzn/yf (rtr,ap,dpa)