1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Islamic State Perkuat Posisi di Ramadi

20 Mei 2015

Milisi Islamic State terus perkokoh pertahanan di Ramadi, untuk antisipasi serangan balik aliansi tentara Irak dengan milisi Syiah. Sementara warga Sunni menanggapi skeptis strategi Amerika untuk rebut kembali Ramadi.

https://p.dw.com/p/1FT5q
Foto: Getty Images/AFP/H. M. Ali

Islamic State memperkokoh lini pertahanan dengan menyebar ranjau darat di seputar kota Ramadi sekitar 100 km di barat ibukota Irak Bagdad. Milisi IS juga menunjukkan artileri berat serta amunisi yang berhasil direbut dari tentara Irak yang melarikan diri.

Selain itu, milisi teror itu juga mulai melakukan razia dari rumah ke rumah untuk mencari tersangka kolaborator pro tentara Irak. Para analis mengkhawatirkan terjadinya pembantaian massal warga Sunni yang dituding mata-mata. Dalam pertempuran selama 3 hari memperbutkan kota terbesar di tepi sungai Efrat itu dilaporkan lebih 500 orang tewas.

Pemerintah Irak menyatakan sedang menyiapkan strategi untuk merebut kembali Ramadi, ibukota provinsi kaum Sunni terbesar itu. Selasa (19/05/15), PM Haider al-Abadi mengatakan siap mempersenjatai kelompok suku kaum Sunni, seperti saran AS, untuk bisa lebih baik mempertahankan diri.

Tapi warga Sunni menanggapi skeptis strategi tersebut. Sebab pada kenyataannya, sulit mewujudkan strategi semacam itu, buktinya terlihat pada saat Mosul di utara Irak berhasil direbut IS pertengahan tahun silam. Juga kubu Syiah di pemerintahan al-Abadi sudah menolak gagasan mempersenjatai kaum Sunni, dengan pertimbangan akan memperparah konflik sektarian.

Milis Syiah disiapkan

Langkah lainnya yang saat ini sedang dijalankan adalah mengirim lebih 3000 milisi Syiah bersenjata ke seputar kota Ramadi. Dilaporkan, saat ini kelompok Syiah itu mengambil posisi di basis militer Habbaniyah di timur Ramadi. Sebagian lagi disiagakan di jalur menuju provinsi Anbar, untuk memotong gerak maju Islamic State ke kawasan kota suci Syiah.

Strategi pengerahan milisi Syiah untuk merebut kembali kota Ramadi ini juga didukung oleh Amerika Serikat, yang merencanakan secepat mungkin mengirim persenjataan kepada kelompok paramiliter Syiah. Taktik pemerintah Irak dan Washington adalah secepat mungkin melancarkan serangan untuk merebut kembali kota Ramadi, sebelum milisi teror Islamic State berhasil melakukan konsolidasai kekuatan.

Konflik sektarian di kawasan bersangkutan yang telah merebak sejak beberapa dekade, dilaporkan mempersulit gerakan pemerintah Irak untuk merebut kembali Ramadi. Selain itu moral tempur pasukan Irak sudah runtuh sebelum Ramadi berhasil direbut oleh IS. Dilaporkan, tentara meninggalkan markasnya begitu saja untuk menyelamatkan diri. Bahkan sejumlah serdadu yang cedera dibiarkan tanpa peretolongan. Akibatnya, pemerintah Irak mengumumkan akan merekrut serdadu baru, untuk mengganti serdadu yang melakukan desersi.

as/yf(rtr,afp,dpa,ap)