1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ischinger: Banyak Tantangan Besar Tahun Ini

Michael Knigge31 Januari 2014

Sejak 2008, Wolfgang Ischinger menjadi Ketua Konferensi Keamanan di München. Ia pernah menjadi Duta Besar di London (2006-2008) dan Washington (2001-2006).

https://p.dw.com/p/1AzeO
Wolfgang Ischinger, Ketua Munich Security Conference (MSC)Foto: picture-alliance/dpa

DW: Konferensi keamanan di München tahun ini dilaksanakan untuk ke-50 kalinya. Apa ada acara khusus yang disiapkan?

Wolfgang Ischinger: Ada banyak masalah yang sangat mendesak tahun ini, jadi tidak ada perayaan besar. Tapi ada tiga acara puncak. Pertama, konferensi akan dibuka oleh Presiden Joachim Gauck. Kami sangat senang Presiden Jerman mau memenuhi undangan itu.

Kedua, ada diskusi khusus yang melibatkan para peserta konferensi, ketika acara ini diselenggarakan pertama kalinya. Pesertanya antara lain Henry Kissinger dan Helmut Schmidt.

Ketiga, kami menerbitkan buku "Towards Mutual Security. 50 years of Munich Security Conference". Lengkap dengan foto-foto dan dokumen mengenai sejarah konferensi ini. Buku ini memuat banyak artikel dan debat penting tentang berbagai tantangan keamanan selama 50 tahun terakhir.

Apa yang sudah dicapai selama 50 tahun Konferensi Keamanan München. Apa saja keberhasilannya menurut Anda?

Keberhasilan terbesar adalah, membuat konferensi ini menjadi sebuah forum penting bagi para pengambil keputusan dan ahli pertahanan dari seluruh dunia. Situasi keamanan dunia kini sudah berubah jauh dibanding dulu. Konferensi ini berhasil menyesuaikan diri dengan perkembangan global, sehingga menjadi makin relevan dan penting.

Munich Security Conference sekarang jadi forum dialog terbuka. Mitra-mitra terdekat kami misalnya, tidak selalu punya pandangan yang sama. Tapi kami selalu berusaha menjembatani perbedaan.

Bahkan dalam situasi krisis, konferensi ini bisa menjadi ajang bertukar pikiran. Misalnya dulu ketika terjadi invasi ke Irak. Atau sekarang, setelah muncul isu penyadapan NSA.

Dulu, konferensi ini bisa menjembatani sengketa antara Amerika dan Rusia menyangkut sengketa soal pembatasan hulu ledak nuklir. Lalu dibuat perjanjian START yang berawal dari pembicaraan di München. Itu sebabnya, penyerahan dokumen ratifikasi START dilakukan di München oleh Hillary Clinton dan Sergei Lavrov.

Saya harap, tahun ini juga ada terobosan baru, misalnya menyangkut masalah Serbia dan Kosovo atau konflik Timur Tengah.

Kami juga berulangkali mengundang pimpinan Iran. Kontribusi mereka sampai saat ini memang tidak terlalu memuaskan, tapi diplomasi harus selalu diupayakan.

Banyak sekali konflik regional tahun ini. Apa cukup konferensi selama tiga hari untuk membahas masalah-masalah itu?

Memang banyak tantangan besar dalam tahun ini. Kami selalu mencoba membahas masalah yang paling mendesak, dan mengaitkannya dengan diskusi tentang konsep-konsep untuk masa depan.

Tahun ini, tema-tema besarnya adalah Suriah, Iran, konflik Israel-Palestina dan keamanan internet. Krisis di Ukraina juga jadi tema penting.

Kita lihat saja, apa yang akan dikatakan oleh Menteri Pertahanan Ursula von der Leyen dan Menteri Luar Negeri Frank Walter Steinmeier. Selain itu akan hadir Sekjen PBB Ban Ki Moon, Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, Menteri Pertahanan AS Chuck Nagel, Menlu Rusia Sergei Lavrov dan Menlu Perancis Laurent Fabius.

Tahun lalu, Paus Fransiskus beberapa kali menyampaikan pandangan politik, tidak hanya berbicara tentang gereja. Ia juga membahas konflik Suriah dengan Menlu Rusia dan Presiden Perancis. Apa Anda juga akan mengundang Paus Fransiskus?

Saya yakin, partisipasi Paus Fransiskus bisa menjadi sinyal kuat untuk perdamaian dan keamanan. Dia bisa mengangkat masalah global dan ketidakadilan sosial ke platform internasional. Kita bisa membahas masalah pembangunan berkelanjutan dan konsep pembangunan untuk perdamaian.

Karena itu, seandainya ia bisa datang ke Konferensi Keamanan München, saya akan menyambutnya setiap saat.