1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Iran vs Barbie

20 Januari 2012

Polisi Iran menutup puluhan toko yang menjual boneka Barbie. Langkah ini diambil sebagai upaya pemerintah negeri itu untuk memerangi budaya barat. Demikian laporan kantor berita semi pemerintah Mehr hari Jumat (20/1).

https://p.dw.com/p/13nDL
Barbie adalah musuh rejim TeheranFoto: AP

Sebagaimana dikutip Kantor Berita Mehr, seorang pejabat polisi yang tidak disebutkan namanya menyatakan bahwa penyitaan boneka Barbie dari toko-toko di Teheran ini adalah fase baru penumpasan terhadap budaya barat. Pejabat itu mengatakan “Toko-toko yang menjual boneka (Barbie-red) ini berarti melakukan pelanggaran, dan polisi akan bertindak terhadap mereka”. Ia mengatakan, puluhan toko yang menjual Barbie telah ditutup dan penyitaan serta penutupan masih akan dilanjutkan.

Boneka Barbie yang memakai swimsuits dan rok mini itu, selama ini dijual secara diam-diam di negara yang perempuannya harus menggunakan jilbab di tempat umum, dan laki-laki serta perempuan tidak diperkenankan untuk berenang bersama. Larangan atas penjualan Barbie yang merupakan gambaran perempuan barat, diberlakukan rejim Islam Teheran sejak pertengahan tahun 1990-an.

Pada tahun 1996, lembaga pemerintah yang mengurusi anak-anak menyebut Barbie sebagai kuda Troya yang menyusupkan pengaruh barat seperti makeup dan pakaian terbuka. Pemerintah Iran melancarkan kampanye akan menyita boneka Barbie dari toko-toko pada tahun 2002, sambil mengutuk boneka Amerika itu sebagai sesuatu yang tidak Islami. Namun langkah penyitaan pada saat itu akhirnya dibatalkan.

Pada tahun yang sama, Iran meluncurkan boneka kembar saingan yang mereka beri nama “Dara dan Sara“, yang mempromosikan nilai-nilai tradisional dengan pakaian tertutup sederhana dan kisah yang mencerminkan dukungan pada gagasan tentang keluarga. Tapi boneka Iran itu terbukti tidak bisa menyaingi gelombang Barbie.

Meski rejim Islam Teheran melarang banyak buku, film, TV satelit, musik, potongan rambut dan pakaian ala barat, namun anak-anak muda Iran tetap menunjukkan minat atas kebudayaan barat.

Bahkan beberapa saluran TV milik pemerintah masih menyiarkan film-film barat dan Hollywood setiap pekan. Para Islamis berulangkali mencoba memerangi apa yang mereka lihat sebagai invasi budaya barat, sejak mereka melancarkan Revolusi Islam pada tahun 1979, yang menjatuhkan kekuasaan monarki Iran yang pro-barat.

Sejak itu, impor mainan dari barat tidak dianjurkan oleh rejim untuk melindungi rakyat Iran dari apa yang mereka sebut sebagai efek negatif budaya barat. Tahun 2008, pengadilan Iran telah memperingatkan adanya kerusakan budaya dan dampak sosial yang berbahaya dari impor boneka Barbie dan mainan barat lainnya.

(ap/ ab/ hp)