1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Industri Mainan Tidak Terpengaruh Krisis

Insa Wrede1 Februari 2013

Industri mainan anak pertumbuhannya stabil. Walau negara tempat produksi, Cina, diperketat pengawasannya dan angka kelahiran yang menurun di negara-negara industri.

https://p.dw.com/p/17VQI
Foto: Photopool/Spielwarenmesse eG

Natal baru berakhir. Bagi kebanyakan keluarga, waktunya belanja mainan juga selesai. Tapi industri mainan terus berjalan. Rabu (30/01) pameran mainan dibuka di Nürnberg. Lebih dari 50 perusahaan dari 62 negara menjadi peserta pameran dan menampilkan jutaan produk. Diantaranya ada 70.000 produk baru.

Pertumbuhan Pada Produsen Jerman

"Kondisi industri mainan sejak beberapa tahun ini sangat baik, sangat stabil," kata Ulrich Brobeil, pimpinan perhimpunan industri mainan Jerman. "Kami sempat beberapa tahun mengalami masalah, tapi tiga tahun terakhir industri mainan klasik Jerman sangat stabil." Khususnya tahun krisis 2009 lalu adalah "tahun krisis yang ajaib". Saat itu mereka mencapai angka pertumbuhan empat persen, ujar Brobeil kepada DW. Tahun lalu rekor pemasukan 2,7 milyar Euro tercapai. "Kami yakin, tahun-tahun mendatang kondisinya akan semakin positif." Neraca produsen Jerman lebih bagus, daripada negara-negara tetangga lainnya, seperti Spanyol.

Ulrich Brobeil, Deutscher Verband der Spielwarenindustrie e.v.
Ulrich Brobeil, Perhimpunan Industri Mainan Jerman (DVSI)Foto: DVSI

Pabrik di Cina Semakin Mahal

Selama ini krisis keuangan di Eropa berhasil diatasi produsen-produsen Jerman. Tantangan berikutnya adalah perubahan situasi produksi di Cina. "Lebih sulit untuk mendapatkan pekerja pabrik", dan upah buruh jadi meningkat, demikian Brobeil. Harga bahan mentah dan ongkos kirim semakin mahal. Belum lagi mata uang Cina yang semakin kuat. "Ada banyak faktor yang tidak memudahkan situasi dalam beberapa tahun terakhir", ujar Brobeil.

Bildergalerie Rapex Gefährliche Produkte
Sebagian besar mainan masih diproduksi di CinaFoto: AP

Dulu lebih dari 70 persen mainan yang dijual di Jerman adalah buatan Cina. "Kini hanya 60 persen", kata Brobeil seraya menambahkan, "Kami mengamati perpindahan pabrik produksi. Tapi tidak selalu ke Jerman, melainkan ke negara Eropa lain, khususnya Eropa Timur."

Demografi: Jumlah Anak Berkurang

Di Jerman memang semakin sedikit anak yang dilahirkan. Tapi anak-anak sekarang punya lebih banyak mainan, ujar Brobeil. "Karena perubahan demografi, lebih banyak kakek dan nenek yang berarti lebih banyak pemberi hadiah yang punya uang cukup." Semakin banyaknya pasangan yang bercerai juga berdampak positif bagi industri mainan. Karena "ada persaingan antara ayah dan ibu dalam memberi hadiah bagi sang anak."

Lagipula mainan pun semakin diminati orang dewasa. Saat ini 20 persen mainan di Jerman dibeli orang dewasa. "Antara tahun 2008 dan 2011, mainan ayah anak naik penjualannya hingga 30 persen," tutur Brobeil. Kaum pria mewujudkan impian masa kecilnya tentang kereta api mainan atau kendaraan dengan remote control sebagai ayah bersama anak mereka.

Kombinasi Digital dengan Mainan Klasik

Mainan elektronik yang ditampilkan di pameran Nürnberg, tidak hanya bagi kaum ayah. Anak-anak juga sudah menggemari mainan jenis itu. "Khususnya lewat teknologi smartphone dan tablet, tumbuh generasi mainan baru," jelas ketua penyelenggara pameran Ernst Kick. Bahkan, para produsen sudah mulai melibatkan teknologi pada mainan untuk bayi.

Spielwarenmesse Nürnberg 2013 Ernst Kick
Ernst Kick yakin mainan klasik tidak akan tergeserFoto: Photopool/Spielwarenmesse eG

Tapi menurut Kick, ini tidak berarti mainan klasik terancam punah. "Kami akan selalu punya mainan klasik. Juga yang sudah dimainkan selama 30, 40 tahun. Tapi kini dilengkapi dengan komponen elektronik dan digital yang membuka dunia mainan menjadi mainan yang lebih cerdas dan menghibur."

Lagipula smartphone dan tablet semakin sering menjadi bagian interaktif sebuah mainan. Contohnya Ferby, boneka binatang, yang digemari anak-anak di akhir tahun 90an, kini diluncurkan kembali. Ferby sekarang bisa berbicara, menari, menggerakkan kupingnya dan diberi makan lewat app khusus di smartphone.