1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Indonesia Serukan Patroli Maritim Gabungan

19 April 2016

Indonesia menyerukan patroli maritim gabungan dengan Filipina dan Malaysia untuk menghadapi berbagai aksi penculikan di laut. Belasan warga Indonesia masih disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina.

https://p.dw.com/p/1IYUS
Extremisten der Terrorgruppe Abu Sayyaf mit den deutschen Geiseln Archiv
Foto: picture-alliance/dpa

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayjen Tatang Sulaiman menerangkan kepada kantor berita Reuters, pihak Indonesia mengajak Filipina dan Malaysia untuk melakukan patroli bersama menghadapi aksi-aksi penculikan kelompok militan Filipina Abu Sayyaf.

"Kami berusaha mengatur kerjasama patroli terkoordinasi antara Malaysia, Indonesia dan Filipina," kata Tatang Sulaiman kepada Reuters, Selasa (19/04).

"Jika ada beberapa jenis gangguan atau ancaman keamanan, itu bisa diatasi di daerah masing-masing," tambahnya.

Sekitar 14 orang Indonesia dan empat warga Malaysia diculik dalam beberapa pekan terakhir oleh kelompok-kelompok yang dicurigai terkait dengan jaringan militan Filipina Abu Sayyaf.

Philippinen Basilan Militär Abu Sayyaf Konfiszierte Ausrüstung
Militer Filipina menunjukkan persenjataan kelompok Abu Sayyaf yang berhasil disita dalam serangan bulan Mei 2015 di Pulau BasilanFoto: picture-alliance/dpa/L. Castillo

Kapuspen TNI Mayjen tatang Sulaiman menjelaskan, Indonesia sudah mengirim dua kapal perang ke kawasan perairan yang diduga menjadi daerah operasi Abu Sayyaf.

Kelompok militan Islam Abu Sayyaf dikenal untuk aksi-aksi penculikan brutal, pemenggalan kepala, serangan bom dan pemerasan, dan beroperasi dari kawasan selatan Filipina.

Kelompok ini masih menyandera beberapa warga asing lainnya, termasuk satu warga Belanda, satu warga Jepang, satu warga Norwegia dan dua orang dari Kanada.

Militer Filipina mengatakan, para penculik mulai menargetkan awak kapal asing, terutama dari kapal-kapal yang bergerak lambat, karena mereka tidak bisa lagi menerobos resor pariwisata dan kota-kota besar di pesisir, di timur negara bagian Sabah Malaysia.

Setelah mengalami kasus penculikan wisatawan asing, Malaysia meningkatkan penjagaan keamanan di lokasi-lokasi terkait. (Foto Artikel: Kelompok Abu Sayyaf mengancam akan membunuh sandera warga Jerman, jika uang tebusan tidak dibayar, Agustus 2014)

hp/ml (rtr, afp)