1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Imigran Bangladesh Dideportasi dari Indonesia

25 Juni 2015

Lebih dari 50 imigran asal Bangladesh yang terdampar di provinsi Aceh dideportasi kembali ke negara asal mereka. Alasannya warga Bangladesh berimigrasi karena faktor ekonomi bukan akibat tekanan politik .

https://p.dw.com/p/1Fn9x
Indonesien Flüchtlinge Rohingya
Foto: Reuters/D. Whiteside

Warga Bangladesh yang dideportasi itu adalah sebagian dari sekitar 1.700 manusia perahu etnis Bangladesh dan etnis Rohingya yang diselamatkan warga Aceh, setelah ditelantarkan oleh penyelundup manusia di dekat perairan Indonesia, bulan Mei lalu. Mereka diterbangkan dari lapangan udara Kuala Namu di provinsi tetangga, Sumatra Utara, kembali ke negara asal. Demikian laporan Metro TV.

Petugas imigrasi lokal Afrizal mengatakan kepada wartawan, warga Bangladesh lainnya akan dideportasi setelah masalah administrasinya tuntas. Dalam tayangan televisi tampak warga Bangladesh yang memakai t-shirt warna biru dan mengenakan kopiah haji warna putih menuju lapangan udara dengan diangkut bus. Pemerintah Indonesia mengatakan, dari manusia perahu yang ditampung untuk sementara di Aceh, 40% adalah warga Bangladesh.

Faktor ekonomi bukan masalah politik

Berbeda dengan etnis Rohingya yang lari dari Myanmar karena diskriminasi, penganiayaan serta intimidasi politis, warga Bangladesh berimigrasi karena masalah ekonomi di negaranya. Itu sebabnya, dalam rapat bersama Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa di Pendopo Kota Langsa, Minggu (24/5), diputuskan akan memulangkan 720 imigran asal Bangladesh.

Biaya transportasi warga Bangladesh ditanggung Organisasi Migrasi Internasional (IOM), demikian keterangan pemerintah. Ribuan warga Bangladesh dan etnis Rohingnya ditemukan dalam sejumlah kapal yang terkatung-katung di perairan Thailand, Malaysia dan Indonesia.

Myanmar tidak mengakui warga Rohingya sebagai salah satu kelompok etnis warga negara itu. Mereka dianggap imigran etnis Bengali dari negara tetangga Bangladesh yang masuk Myanmar secara ilegal. Malaysia dan Indonesia beberapa waktu lalu setuju menyediakan tempat penampungan sementara bagi sekitar 7.000 imigran tersebut, setelah sebelumnya menolak. Untuk mengurus imigran mereka mendapat sokongan dunia internasional.

ml/vlz (dpa, metro TV, detik.com)