1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ikhwanul Muslim Janjikan Pemerintahan Inklusif

30 Mei 2012

Kandidat presiden Ikhwanul Muslim, Mohammed Morsi menjanjikan pemerintahan bagi semua warga Mesir dan mengimbau kaum Kristen serta perempuan jangan takut partai Islam moderat.

https://p.dw.com/p/154Jk
Foto: Reuters

Mohammed Morsi dalam konferensi pers yang digelar Selasa (29/05) menegaskan, cara ia memerintah akan sangat berbeda dengan gaya Hosni Mubarak.

"Jika saya menjadi presiden, jabatan presiden tidak hanya direduksi pada satu orang saja", kata Morsi. "Zamannya superman sudah gagal dan telah lewat. Dunia sudah tidak seperti itu lagi, dan saya juga tidak begitu", tegasnya.

Morsi mengatakan, kaum Kristen akan ditempatkan pada jabatan puncak di pemerintahan dan aturan berpakaian kaum perempuan akan dicabut.

"Saudara kami umat Kristen adalah mitra di dalam negara. Mereka akan mendapat hak penuh seperti hak yang dinikmati kaum Muslim", janji Morsi. Ia menambahkan, kaum perempuan akan mendapat hak penuh untuk bekerja dan mendapat pendidikan.

Aksi protes berlanjut

Sebagai reaksi dari hasil pemungutan suara yang diumumkan Senin (27/05), ribuan orang kembali menggelar aksi protes di Lapangan Tahrir di pusat ibukota Kairo. Para pemrotes juga menyerang kantor Ahmed Shafik, mantan kepala pemerintahan terakhir di zaman kekuasaan Mubarak, yang meraih suara kedua terbanyak, sebagai luapan rasa marah terkait peranan dia dalam rezim Mubarak.

Proteste Kairo, Wahlkampfbüro des Kandidaten Schafik gestürmt, Ägypten
Kantor Shafik diobrak-abrik demonstran.Foto: Reuters

Dua kandidat peraih suara terbanyak dalam pemilihan presiden putaran pertama, yakni Mohammed Morsi dan Ahmed Shafik, akan berlaga dalam pemilu babak penentuan 16 dan 17 Juni mendatang. Dalam pemungutan suara putaran awal pekan lalu, Morsi meraih 24,8 persen suara sementara Shafik memperoleh 23,7 persen suara.

Kandidat partai Ikhwanul Muslim dalam kampanye terbaru, memposisikan dirinya sebagai agen reformasi. Dengan itu, hendak diraih suara lebih banyak dalam pemilihan penentuan. Namun banyak warga menyatakan skpetis dan menanggapinya hanya sebagai propaganda.

AS/DK(ap,afp,dpa,rtr)