1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

130111 Hongkong Heritage

17 Januari 2011

Setiap tahun, The Heritage Foundation menyusun Indeks Kebebasan Ekonomi. Baru-baru ini mereka menerbitkan Indeks tahun 2010. Asia yang pada umumnya melewati tahun yang baik, terutama Hong Kong.

https://p.dw.com/p/zypI
Ketika krisis melanda, indeks bursa Hongkong juga ikut merosotFoto: AP

Sudah selama 16 tahun Hong Kong memiliki perekonomian terbebas di dunia. Setidaknya menurut para analis konservatif di think tank terkemuka di Amerika, The Heritage Foundation. Tak terkecuali di tahun 2010. Hong Kong menduduki peringkat pertama Indeks Kebebasan Ekonomi.

Kebebasan Pers

Hasil ini sudah tidak lagi mengejutkan bagi Ronald Arculli, kepala Bursa Efek Hong Kong, "Para investor dapat meraup keuntungan dari kepastian mengenai standar-standar yang dijunjung tinggi, seperti keadilan, transparansi, efisiensi, tertib pasar dan sejenisnya. Hong Kong memiliki media finansial yang sangat aktif. Baik cetak maupun elektronik, dalam Bahasa Inggris dan Cina. Saya bangga untuk mengatakan bahwa Hong Kong mungkin adalah satu-satunya pusat finansial internasional yang menggunakan dua bahasa dan memang memiliki Bahasa Inggris dan Cina sebagai bahasa resmi."

Salah satu media yang dimaksud adalah South China Morning Post. Harian ini memiliki ciri khas rubrik bisnis. Reginald Chou, kepala redaksi South China Morning Post, mengatakan, "Hong Kong jelas memiliki kebebasan pers bagi surat kabar di sini. Saya rasa semua kantor redaksi berusaha keras untuk memastikan itu. Bahkan orang yang tidak terang-terangan berkata menyukai kebebasan pers, pasti menghargai adanya aliran informasi."

Tiga negara lain di wilayah Asia Pasifik yang masuk ke 10 besar adalah Singapura di peringkat ke dua, Australia di peringkat ke tiga, dan New Zealand peringkat ke empat.

Fasilitas Menunjang

Tingkat kebebasan ekonomi dihitung berdasarkan 10 kategori yang diberi nilai dengan skala 0 sampai 100. Semakin tinggi nilainya, semakin rendah campur tangan pemerintah terhadap pasar. Nilai dari setiap kategori diambil rata-rata, kemudian ditotal untuk menghasilkan angka indeks keseluruhan.

Dari 179 negara dan wilayah di dalam Indeks Kebebasan Ekonomi The Heritage Foundation, Hong Kong unggul di sejumlah kategori. Yakni kebebasan fiskal, hak milik, kebebasan investasi, begitu juga dengan kebebasan perdagangan dan pembaharuan. Winchell Cheung, seorang ahli dari Dewan Pengembangan Perdagangan Hong Kong, menjelaskan, "Jika melihat lokasi Hong Kong, dan tentunya kami memiliki fasilitas-fasilitas untuk konvensi dan pameran yang tingkat dunia. Dan itu berada di tengah-tengah pusat kota Hong Kong, pusatnya Asia. Jadi saya pikir pembeli asal Amerika dan Eropa mau datang ke Hong Kong untuk mengunjungi pameran dagang di sini. Menurut saya, Hong Kong menjadi lokasi yang disukai pelancong bisnis."

Dituduh Menimbun Cadangan Mata Uang

Singapura menempel ketat dibelakang Hong Kong. Menurut studi The Heritage Foundation, Singapura bahkan lebih unggul dalam hal rendahnya campur tangan pemerintah dan tingkat korupsi. South China Morning Post sudah lama mengangkat topik mengenai berapa lama lagi Hong Kong dapat bertahan di peringkat pertama. Mengingat ada rencana diberlakukannya hukum kompetisi dan upah minimum. Meningkatnya kerjasama ekonomi antara Hong Kong dengan daratan Cina juga menimbulkan kekhawatiran. The Heritage Foundation mengkritik pemerintah Hong Kong yang menimbun cadangan mata uang bernilai 60 miliar Euro. Separuh dari jumlah tersebut seharusnya kembali ke tangan warga.

Cadangan mata uang sebanyak itu sebagian didapat dari pendapatan olahraga pacuan kuda nasional yang dikelola The Hong Kong Jockey Club. Tapi CEO Jockey Club Winfried Engelbrecht-Bresges yang berasal dari Mönchengladbach, Jerman, mengatakan, "Hong Kong adalah kota yang sangat tahan resiko. Sangat kompetitif. Klub kami adalah pembayar pajak terbesar di Hong Kong. Sekitar 8 hingga 9 persen dari pendapatan pajak Hong Kong. Kami juga organisasi amal terbesar. Kami menyumbang 110 juta Euro tahun lalu untuk proyek-proyek amal. Uang tersebut lari ke taman kanak-kanak, rumah sakit, panti jompo, dan institusi kesehatan lainnya."

Yang Membedakan dari Negara Lain

Kesimpulan The Heritage Foundation adalah, kebebasan ekonomi menjadi jaminan terbaik untuk pendapatan per kapita tertinggi. Menurut studi mereka, Irlandia adalah negara terbaik ke tujuh diantara negara-negara Uni Eropa. Amerika berada di peringkat ke-9. Jerman di peringkat 23 dan eksportir terbesar dunia, yakni Cina, berada di posisi 135.

Sven Liu yang bekerja untuk perusahaan reasuransi Jerman, Munich Re, pernah tinggal lama baik di Cina maupun di Hong Kong, memaparkan, "Hong Kong memiliki target dan orang-orangnya bekerja dengan sangat profesional. Mungkin pada akhirnya mereka mendapat uang yang lebih sedikit, tapi mereka selalu berusaha berbuat yang terbaik. Sedangkan Cina lebih fokus kepada jangka pendek. Seberapa banyak yang bisa mereka hasilkan dalam setahun."

Liu menambahkan, kalau di Jerman justru mentalitasnya kebalikan. Orang-orang sangatlah cermat dan teliti, namun sayangnya terlalu lamban.

Astrid Freyeisen/Carissa Paramita

Editor: Hendra Pasuhuk