1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Hollande Peringatkan Ancaman Perang Saudara di Suriah

6 Juli 2012

Dalam pembukaan pertemuan „Sahabat Suriah“ di Paris, Presiden Hollande menyerukan masyarakat internasional untuk segera bertindak. Neraca konflik Suriah selama ini tidak bisa diterima.

https://p.dw.com/p/15SKF
French President Francois Hollande delivers his speech at the "Friends of Syria" conference in Paris, Friday July 6, 2012. Syrian opposition leaders are pressing diplomats at an international conference for a no-fly zone over Syria, but the U.S. and its European and Arab partners are expected to focus on economic sanctions instead. (Foto:Jacques Brinon, Pool/AP/dapd)
Pertemuan "Sahabat Suriah" di ParisFoto: dapd

Situasinya semakin berbahaya dimana rezim tidak memiliki strategi lain selain eskalasi, dikatakan Presiden Francois Hollande Jumat (06/07). Kepada Dewan Keamanan PBB Presiden Perancis itu menyerukan secepat mungkin mengambil keputusan untuk pelaksanaan lebih baik rencana-rencana perdamaian dari utusan khusus PBB dan Liga Arab Kofi Annan, guna menghindari terjadinya perang saudara.

Sekaligus Hollande meminta Presiden Suriah Bashar al Assad untuk meletakkan kekuasaan. Runtuhnya rezim Assad tidak terelakkan. Kepada Rusia Hollande menyerukan untuk mendukung pergantian kekuasaan di Suriah. Krisis di Suriah adalah ancaman bagi perdamaian internasional dan keamanan. Untuk itu masyarakat internasional harus menarik garis batas.

Secretary of State Hillary Rodham Clinton, right, and German Foreign Minister Guido Westerwelle listen during the "Friends of Syria" conference in Paris, Friday, July 6, 2012. Syrian opposition leaders are pressing diplomats at an international conference for a no-fly zone over Syria, but the U.S. and its European and Arab partners are expected to focus on economic sanctions instead. (Foto:Jacques Brinon, Pool/AP/dapd)
Hillary Clinton (kanan) dan Guido Westerwelle di Paris (06/07)Foto: dapd

Rusia Tetap Keras

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov Kamis (05/07) dalam pertemuan dengan Menlu Jerman Guido Westerwelle kembali menegaskan sikap negaranya. Rusia menolak campur tangan asing di Suriah maupun permintaan mundurnya Assad. Usulan-usulan dari Barat bahwa Assad bisa memperoleh eksil di Rusia dibantah Lavrov dengan menyebutkan sebagai “lelucon”. Rusia memiliki kepentingan strategis di Suriah dan memilki markas militer di sana.

Sementara itu Amerika Serikat menegaskan kembali pentingnya penjatuhan sanksi-sanksi lebih ketat terhaedap Suriah. Sudah waktunya dikeluarkan resolusi Dewan Keamanan PBB yang memberi tekanan lebih besar terhadap Assad. Demikian kata seorang diplomat anggota delegasi Menlu AS Hillary Clinton. Tujuannya terutama sanksi ekonomi berdasarkan bab 7 Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa. Di dalamnya disebutkan dalam kasus ancaman perdamaian, dapat dikenakan sanksi sampai dilakukannya intervensi militer.

DK/AP/dpa