1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Hisbullah: Sebuah Organisasi Teror?

Naomi Conrad14 Februari 2013

Banyak pihak mendorong agar Hisbullah dikategorikan sebagai organisasi teror, akibat dugaan keterlibatannya dalam pembunuhan tahun lalu. Perdebatan Uni Eropa melihat dua sisi

https://p.dw.com/p/17dwd
Foto: Reuters

Kalau Hisbullah sedang terpojok, para anggotanya akan disuruh bungkam. "Bulgaria? Oh maaf, tak ada komentar", begitu tegas Rana, jurubicara organisasi Hisbullah di Beirut. Dengan ramah ditambahkannya: "betul-betul, saya minta maaf ya“

Pusat media di jalan Dahiye yang ramai lalu lintas. Kawasan selatan Beirut ini dikuasai oleh Hisbullah. Pengaruhnya terlihat pada sekolah-sekolah, rumah sakit dan juga di pencakar langit yang pembangunannya mereka danai.

"Kaum Hisbullah sudah berakar di Libanon“, ungkap Björn Blaschke, koresponden media Jerman, ARD di lokasi. "Mereka terlibat dalam pemerintahan Libanon dan diwakili di parlemen, jadi bukan sekedar partai, tapi juga gerakan sosial." Kaum Hisbullah juga memberikan bea siswa dan membiayai panti asuhan.

"Hisbollah itu segalanya"

Namun bukan hanya itu, Hisbullah memiliki sayap bersenjata, yang lahir dari perlawanan Libanon pada Israel tahun 1980-an dan menjadi kuat seiring perang saudara Libanon.

Banyak pengikut Islam Syiah yang menetap di selatan Libanon yang dari segi pembangunan tertinggal, ketimbang bagian lain negara itu. Karena itu Hisbullah, atau partai Tuhan itu bisa disebut sebuah partai Syiah.

Hisbollah Hassan Nasrallah in Beirut 17.09.2012
Hassan NazrallahFoto: Joseph Eid/AFP/Getty Images

Pemimpinnya adalah seorang ulama Syiah. Turban hitam yang dikenakan Sekjen Hisbullah Hassan Nasrallah menunjukkan bahwa ia keturunan langsung dari Nabi.Singkatnya: "Hisbullah adalah segalanya", begitu Blaschke.

Philipp Mißfelder, jurubicara partai Kristen Jerman menggunakan kata-kata lain, "Hisbullah itu bukan organisasi sosial seperti yang sering dicitrakannya, melainkan kelompok politik yang agresif dan fundamentalis dan siap menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuannya.“ Mißfelder menunjuk pada investigasi pembunuhan pertengahan tahun lalu atas 5 turis Israel dan supirnya. Menurut pemerintah Bulgaria, pelakunya anggota Hisbullah.

"Barat Kurang Tegas "

Oleh sebab itu, Mißfelder menuntut bahwa Hisbullah dimasukkan dalam daftar teror Uni Eropa. Saat ini sudah sejumlah organisasi seperti Hamas atau Al-Qaeda masuk daftar itu. Ini organisasi yang menurut definisi Uni Eropa, telah melakukan sejumlah pelanggaran hukum berat, seperti penyanderaan atau pembunuhan dengan tujuan mengintimidasi masyarakat dan mendestabilisasi atau menghancurkan struktur dasar sebuah negara."

Hisbollah Parade in Libanon Archivbild 12.11.2012
Pawai Hisbullah di LibanonFoto: Anwar Amro/AFP/Getty Images

"Barat hingga kini kurang tegas mengenai Hisbullah", begitu Mißfelder. Hisbullah bisa bergerak tanpa masalah di Eropa. Kegiatannya didanai dari bisnis-bisnis legal atau ilegal. Seandainya Hisbullah berada dalam daftar teror, maka badan-badan keamanan Eropa dan Jerman bisa bertindak lebih keras dan tajam. Bahkan membuka peluang untuk menjatuhkan sanksi atau larangan masuk bagi anggota Hisbullah.

Di Amerika Serikat dan Israel, yang telah mengkategorikan Hisbullah sebagai organisasi teror, langkah tersebut akan disambut. Tapi sejumlah negara Uni Eropa keberatan, karenanya Mißfelder melihat kemungkinan Jerman bertindak sendiri. Satu model kompromi yang dipertimbangkan serupa dengan sikap pemerintah Inggris menghadapi kelompok teroris IRA dulu. Yakni, berdialog dengan sayap politiknya, dan mengkategorikan sayap militer IRA sebagai teroris. "Ini merupakan pemisahan maya, tapi mungkin bisa diterima oleh Brussel", tambah Mißfelder.

Menguatkan pengaruh Hisbullah

Di pihak lain, Nadim Shehadi dari think-tank Inggris, Chatham House, memperingatkan akan bahaya tindakan yang tergesa-gesa. Memang sejumlah definisi teroris bisa ditempelkan pada sebagian kelompok Hisbullah, yang melakukan serangan berdarah saat perang saudara Libanon. Namun, Shehadi kuatir akan dampaknya bagi Libanon.

Nyatanya Hisbullah adalah bagian resmi dari pemerintah negara itu. Seandainya kelompok ini ditetapkan sebagai organisasi teroris dan dijatuhi sanksi, maka Libanon akan terisolir. "Ini malah akan menguatkan pengaruh Hisbullah, dan bukan melemahkan organisasi itu."

Demonstration in Beirut Libanon gegen Syrien
Demonstrasi anti Suriah di BeirutFoto: picture-alliance/dpa/dpaweb

Jurnalis Björn Blaschke berpandangan serupa. "Saya tidak tahu, apakah memberi label organisasi teror kepada Hisbullah adalah hal yang baik." Namun menghentikan dialog adalah strategi yang salah. "Bila Hisbullah ditekan oleh asing, maka mereka bisa merasa harus membela diri." Nadim Shehadi mengingatkan bahwa kaum Hisbullah masih memiliki cukup senjata untuk menjalankan perang lagi.

Hisbullah Mendorong Deeskalasi

Belakangan kaum Hisbullah di Libanon menghadapi tekanan besar di dalam negeri karena berpihak dengan rezim Assad dalam konflik Suriah. Menurut Blaschke, posisinya yang beraliansi dengan Iran ini telah menyebabkan Hisbullah kehilang banyak dukungan.

Karenanya Hisbullah, berusaha untuk tidak melakukan tindakan yang provokatif. Blaschke melaporkan, foto-foto pemimpin revolusi Iran kini dicopot dari gedung-gedung di Libanon. "Bahkan dari rumah sakit Dahiye yang didanai oleh Iran." Juga ketika perang Gaza berlangsung akhir tahun lalu, kaum Hisbullah tampak sangat terkendali. Menurut Blaschke, itu pertanda bahwa Hisbullah tengah menjalankan taktik deeskalasi.

Seandainya Uni Eropa betul-betul menaruh Hisbullah di daftar teror, maka jalur dialog akan terancam gagal. Bagaimana pandangan Hisbullah tentang ini belum jelas. Mungkin Hassan Nasrallah akan berpidato akhir pekan ini, ungkap jurubicara Rana. Mungkin juga tidak. Yang pasti Rana harus diam seribu bahasa.