1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Hilang Akal Ujian Nasional

17 April 2012

Ujian nasional tiba-tiba menjadi momen mencekam dan membuat kita kehilangan akal sehat. Ribuan murid dan guru menggelar doa bersama. Tentara dan polisi dikerahkan untuk memastikan tak ada kecurangan.

https://p.dw.com/p/14fHr
Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan bangsaFoto: UNICEF Indonesia

Entah sejak kapan dan dari mana datangnya, tiba-tiba zikir menjadi bagian dari prosesi ujian nasional.

Pertengahan April, nyaris serentak di seluruh Indonesia, seluruh siswa SD, SMP dan SMA menggelar doa bersama semalam suntuk.

Ribuan orang berkumpul, berdoa dan menangis bersama, dalam suasana nyaris histeris. Meminta kepada Tuhan agar mengabulkan permintaan mereka: lulus ujian nasional!

Suasana menjelang ujian nasional penuh ketegangan, seolah akan menghadapi sebuah perang besar.

Tentara yang seharusnya bertugas menjaga pertahanan republik dari ancaman asing, diturunkan untuk mengawal soal ujian agar tidak bocor di jalan.

Polisi yang selama ini keteteran dalam menegakkan hukum dan keamanan, dikerahkan besar-besaran untuk memastikan tidak ada kecurangan.

Sementara guru yang seharusnya menanamkan nilai-nilai kejujuran, justru berlomba mencari bocoran atau membantu memberikan contekan jawaban kepada murid.

Ujian nasional adalah satu-satunya mistar ukur yang dipakai menentukan kelulusan. Semakin banyak yang tidak lolos, maka akreditasi sekolah akan semakin turun. Itu semua memberikan insentif bagi orang untuk terlibat melakukan kecurangan.

Maka kita melihat orang tua, pelajar, kepala sekolah dan guru berlomba mencari bocoran atau bahkan membantu memberikan contekan.

Ujian nasional yang kita cari, kecurangan nasional yang kita dapat. Lalu, di mana nalar?

Ironis, ujian nasional yang tujuan utamanya mencerdaskan bangsa, justru menjauhkan para pelajar, guru, pemerintah dan kita semua, dari akal sehat.

Andy Budiman