1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Harus Ada Tindak Lanjut

11 Mei 2010

Paket penyelamatan yang diluncurkan Uni Eropa berhasil menahan anjloknya nilai tukar mata uang Euro. Tapi langkah ini harus diikuti dengan kebijakan politik selanjutnya.

https://p.dw.com/p/NLWA
Bursa saham di Frankfurt, Jerman, hari Senin (10/05) setelah nilai tukar Euro membaikFoto: AP

Harian Perancis Le Monde menulis:

Kawasan mata uang Euro bersedia menyediakan dana senilai 500 miliar Euro. Dana ini dimaksudkan untuk meyakinkan dan menenangkan pasar. Tapi langkah ini juga bisa membuat orang khawatir. Karena untuk menyediakan dana itu, negara-negara pengguna mata uang Euro harus mengambil kredit. Jadi Eropa ingin menghadapi krisis hutang dengan membuat hutang tambahan. Artinya, menambal lubang lama dengan jalan menggali lubang yang baru. Di satu pihak ada agenda penghematan, di lain pihak ada sangat banyak kredit. Rencana ini tidak memberikan jawaban atas masalah struktural mata uang bersama, yang terlihat jelas setelah krisis melanda. Yaitu tidak adanya rezim ekonomi bersama dan solidaritas politik anggaran.

Harian Perancis lainnya, Liberation, berpendapat serupa dan menulis:

Rencana darurat ini digagas dengan cepat untuk menghindari menjalarnya krisis. Tapi rencana ini tidak menyelesaikan masalah mendasar yang dihadapi kawasan Euro. Bagaimana caranya menjembatani perbedaan begitu besar antara sistem ekonomi negara-negara Euro, misalnya antara Jerman dan Yunani? Apakah ke-27 negara Uni Eropa benar-benar siap menyerahkan sebagian kedaulatannya, sehingga sektor pasar uang, perbankan dan politik keuangan bisa dikoordinasi bersama? Jika mereka tidak siap melakukan itu, rencana penyelamatan yang diluncurkan ibaratnya suntikan morfium saja. Ini juga diakui oleh Dana Moneter Internasional.

Harian Belanda Trouw menulis:

Ketika mata uang bersama diciptakan, orang beranggapan bahwa pasar uang akan membantu pemerintahan melakukan koreksi, jika anggaran negara bersangkutan sudah keluar dari jalurnya. Sekarang terlihat, yang terjadi bukanlah koreksi melainkan spekulasi yang bisa mengguncang seluruh kawasan Euro. Sekarang harus diciptakan mekanisme yang lebih ketat untuk mendisiplinkan anggaran negara-negara pengguna Euro. Jika ini tidak segera dilakukan, krisis Euro bisa kembali lagi, bahkan lebih parah.

Harian Inggris Independent menyoroti keputusan Perdana Menteri Gordon Brown untuk meletakkan jabatan sebagai ketua Partai Buruh setelah kalah pemilu. Harian ini menulis:

Dengan pernyataan akan mundur dari jabatan Perdana Menteri dan sebagai ketua Partai Buruh, Gordon Brown akhirnya mengalah pada situasi yang tidak bisa dihindarinya lagi. Ia mengalami kekalahan telak dan kampanye pemilunya tidak menarik. Sebagai Perdana Menteri, Brown sudah melakukan banyak kesalahan. Ia terpilih menjadi ketua partai tanpa pesaing. Ia cukup lama menghindari pemilihan umum yang bisa memberi legitimasi pada posisinya. Ia tidak mau mundur, ketika peluang Partai Buruh sedikit membaik menjelang pemilu. Pengumuman pengunduran diri Brown sekarang membuka perspektif politik baru bagi negeri ini. Inilah saat yang tepat dan cocok untuk mengucapkan kata perpisahan.

HP/ZR/dpa