1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Hardliner Menangkan Pemilu Presiden di Siprus Turki

19 April 2010

PM Siprus Turki Dervis Eroglu meraup 50,4 persen suara dalam pemilu presiden, Minggu 18/04. Presiden Mehmet Ali Talat mendapat 42, 8 persen. Hasil ini dapat membawa dampak penting bagi upaya Turki menjadi anggota UE.

https://p.dw.com/p/N0cf
Dervis ErogluFoto: AP

Kemenangan Dervis Eroglu yang dikenal sebagai tokoh politik garis keras dalam pemilihan presiden di Siprus Turki hari Minggu (19/04) semakin meresahkan upaya proses perdamaian antara kedua negara di pulau yang terbagi itu. Seusai pemilu, politisi Yunani mengatakan, perundingan mengenai penyatuan kembali Siprus Turki dan Siprus Yunani bergerak menuju jalan buntu. Sedangkan Uni Eropa menuntut agar perundingan dilanjutkan. Sengketa menyangkut Siprus menyulitkan upaya keanggotaan Turki di Uni Eropa.

Senin malam (19/04) Dervis Eroglu melakukan pembicaraan lewat telepon dengan Presiden Siprus Yunani, Dmitris Christofias. Ia mengucapkan selamat kepada Eroglu dan menyatakan bersedia melanjutkan perundingan untuk menyelesaikan masalah pembagian kedua negara.

Eroglu nyatakan hendak lakukan pembicaraan dengan Christofias

Perdana Menteri Turki Abdullah Gül menyarankan Eroglu untuk melakukan perundingan yang telah dilakukan Presiden Siprus Turki Mehmet Ali Talat sejak beberapa saat ini. Sedangkan Eroglu menginginkan penyelesaian dua negara yang ditolak Siprus Yunani. Meskipun demikian Eroglu menyatakan, ia akan tetap melakukan perundingan dengan Presiden Siprus Yunani: "Melanjutkan proses pembicaraan dengan Dmitris Christofias adalah hal yang menentukan."

Sejak tahun 2008 Mehmet Ali Talat melakukan perundingan dengan Siprus Yunani menyangkut kemungkinan penyelesaian federasi dalam bentuk republik. Namun hingga kini tidak banyak membuahkan hasil. Mehmet Ali Talat: "Saya mengharapkan persetujuan warga Siprus Turki untuk kebijakan yang kami jalankan dalam kerja sama dengan Turki, dengan dukungan Turki."

Ankara diperkirakan akan tingkatkan tekanan terhadap Siprus Turki

Menurut pengamat politik, Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan diperkirakan akan terus meningkatkan tekanannya terhadap Eroglu untuk melanjutkan proses perdamaian. Kepada pemancar televisi Turki NTV, Eroglu menegaskan bahwa tak seorangpun hendaknya berpikir bahwa ia akan meninggalkan meja perundingan. Ia mengaku akan menjalankan sebuah penyelesaian yang "mengindahkan hak-hak masyarakatnya" dan dalam hal ini ia akan melakukan "dialog erat dengan negara asal Turki". Walau begitu seorang juru bicara Siprus Yunani menyebut pemilihan Eroglu tak pelak lagi sebagai perkembangan yang negatif.

Sejak 1974 Siprus terbagi dua. Turki memasuki bagian utara pulau di Laut Tengah itu setelah kudeta yang dilancarkan nasionalis Yunani. Republik Siprus Turki hanya diakui oleh negara Turki. Sekitar 35.000 serdadu Turki masih berada di Siprus utara hingga saat ini.

Sejak 1 Mei 2004 Siprus adalah anggota UE, tetapi peraturan-peraturan UE untuk sementara ini hanya berlaku di selatan pulau, yaitu di Siprus Yunani.

CS/DK/dpa/afpe